c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

06 Mei 2025

19:21 WIB

Jembatan Ramah Lingkungan Mahasiswa UGM Juara Fondasi Steel Bridge Competition 2025

Selain menyabet gelar jawara, desain jembatan ini juga meraih penghargaan best category untuk Jembatan Terunik, serta Kesesuaian Tepat Rancang.

Penulis: Arief Tirtana

Editor: Rendi Widodo

<p>Jembatan Ramah Lingkungan Mahasiswa UGM Juara Fondasi Steel Bridge Competition 2025</p>
<p>Jembatan Ramah Lingkungan Mahasiswa UGM Juara Fondasi Steel Bridge Competition 2025</p>

Tim GAMAW GMBB. Dok. UGM

JAKARTA - Sejumlah mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang tergabung dalam Tim GAMAW GMBB, berhasil meraih Juara 1 dalam ajang Fondasi Steel Bridge Competition 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Jawa Tengah belum lama ini. Keberhasilan tersebut tercipta, lewat desain jembatan ramah lingkungan yang mereka beri nama "Jembatan Sthirata".

Bukan hanya gelar juara 1 mengalahkan 16 tim mahasiswa universitas lainnya dari seluru Indonesia, di ajang tersebut tim yang terdiri dari Falah Naufal Moelia, Renhart Fongguart, dan Figo Valentino itu juga berhasil meraih dua penghargaan, yakni penghargaan best category untuk Jembatan Terunik, serta Kesesuaian Tepat Rancang.

Dengan tema “Sustainable Bridge Construction with Innovation and Renewable Technology”, ajang Fondasi Steel Bridge Competition 2025 memang berfokus pada perencanaan jembatan tepat rancang dengan teknologi pintar. Dari situlah Tim GAMAW GMBB menawarkan desain Jembatan Sthirata yang mereka rancang bukan hanya dengan infrastruktur yang kokoh, namun juga sejumlah nilai unggul dalam keberlanjutan.

Secara nama, dijelaskan Ketua Tim GAMAW GMBB, Renhart Fongguart, nama Jembatan Sthirata diambil sebagai simbol keteguhan, kekokohan, kestabilan, dan keberlanjutan. Sesuai maknanya dalam bahasa Sangsekerta.

Renhart juga memastikan bahwa Jembatan Sthirata dirancang tidak hanya sebagai infrastruktur yang kokoh, tetapi juga mengedepankan inovasi dan prinsip keberlanjutan. Di mana dalam mendesain jembatan tersebut mereka menggabungkan beberapa teknologi seperti penggunaan Building Information Modeling (BIM), pemanfaatan mikroalga sebagai pembangkit listrik, serta penerapan Blockchain Technology.

Selain itu, jembatan ini juga dilengkapi dengan sistem pemantauan kondisi real-time melalui Structural Health Monitoring System (SHMS) dan M-Sthirata, serta penambahan tangga inspeksi untuk memudahkan pemeriksaan dan pemeliharaan.

Semua teknologi dan keunggulan tersebut, mereka kembangkan dalam waktu lebih dari tiga bulan lamanya. sebelum mulai mengikuti kompetisi ini yang terhitung panjang, mulai dari Januari 2025 sebagai tahap penyisihan hingga Mei 2025 puncak tahapan final.

Upaya mendesain jembatan yang ramah lingkungan ini dikatakan Renhart juga tak lepas dari kondisi tren teknologi ramah lingkungan di industri konstruksi yang memang sedang sangat berkembang. Ia pun mengaku merasa bersyukur karena ada masukan dari Dosen Pembimbing untuk menggabungkan kemampuan teknis dengan prinsip keberlanjutan tersebut untuk mengikuti ajang ini.

Atas prestasi yang sudah dicapai, Renhart pun berharap dapat menginspirasi bagi mahasiswa-mahasiswa lainnya untuk terus berinovasi dan membawa nama Universitas Gadjah Mada ke tingkat yang lebih tinggi lagi, baik di kancah nasional, regional maupun internasional.

"Semoga prestasi ini makin menambah ilmu, menambah semangat untuk berprestasi lagu dan tambah relasi dengan mahasiswa dari Kampus lain," imbuhnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar