c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

17 Juni 2025

09:02 WIB

Jelantah Bekas Masak MBG Berpotensi Dijadikan Biofuel

Jika dikelola dengan baik, jelantah-jelantah dari proses memasak program MBG bisa dijadikan sebagai biofuel sehingga memiliki manfaat yang lebih.

<p>Jelantah Bekas Masak MBG Berpotensi Dijadikan Biofuel</p>
<p>Jelantah Bekas Masak MBG Berpotensi Dijadikan Biofuel</p>

Warga memproduksi minyak jelantah untuk dijadikan sabun di rumah produksi Bank Sampah Masaru Lingkun gan Medaksa, Kota Cilegon, Banten, Kamis (30/1/2025). AntaraFoto/Muhammad Bagus Khoirunas

JAKARTA - Coba hitung, berapa banyak jelantah yang dihasilkan dari proses pembuatan atau masak program Makan Bergizi Gratis (MBG). Jika tidak dikelola dengan baik dan benar, jelantah-jelantah itu hanya akan berakhir menjadi limbahn yang dapat merusak lingkungan.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana menyebut, minyak jelantah bekas masak MBG bisa menjadi potensi usaha bahan bakar energi terbarukan atau biofuel.

"Setiap bulan itu satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mengkonsumsi kurang lebih 800 liter minyak goreng, dan 71% nya menjadi jelantah, artinya sekitar 550 liter. Ini ditampung oleh pembeli, rata-rata harganya sekitar Rp7 ribu, jadi lumayan lahir satu entrepreneur yang bisa mengambil minyak jelantah dari SPPG-SPPG itu," katanya.

Ia menegaskan, minyak jelantah tersebut daripada dibuang lebih baik ditampung untuk menjadi sumber pendapatan masyarakat. Minyak jelantah juga bukan termasuk bahan yang dibukukan dalam daftar pengeluaran di SPPG karena termasuk barang yang sudah selesai dipakai.

"Itu tidak dibukukan karena termasuk barang yang sudah selesai, sehingga kemudian berpotensi menjadi pendapatan. Bahkan, kalau ada pengusaha yang mau mengumumkan di satu kabupaten misalnya, minyak jelantah kemudian bisa ditampung dan diekspor atau bisa dijual untuk biofuel, itu sangat memungkinkan," ujarnya.

Menurut dia, potensi minyak jelantah untuk biofuel juga telah terbukti dalam beberapa penelitian, bahkan ada yang menyebutkan jika bahan bakar untuk pesawat atau avtur kini bisa menggunakan biofuel dari minyak jelantah.

"Karena beberapa penerbangan internasional kan mewajibkan minimal satu persen menggunakan biofuel, dan itu lumayan, jadi yang menjadi pengusaha itu bisa dapat margin dari pembelian di SPPG, dan juga ke yang mengelola biofuel," ucapnya.

Selain itu, menurutnya, potensi ekonomi sirkular dari Program MBG juga cukup besar, termasuk tenaga yang mengambil atau mengelola sampah di masing-masing SPPG.

"Kemudian terkait dengan sampah dan lain-lain, kalau satu pemasok bisa mempekerjakan dua sampai lima orang, artinya tenaga kerja yang tidak langsung di SPPG semakin banyak, saya kira ini akan sejalan dengan program percepatan pengentasan kemiskinan," tuturnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar