26 November 2024
16:44 WIB
Jelajah Kota Tua Bersejarah Al-Balad Di Jeddah
Al-Balad telah ada sejak abad ke-7 sebelum masehi dan menjadi pelabuhan utama untuk rute perdagangan dari Samudera Hindia, seperti rempah, tekstil, parfum, logam berharga, dan lainnya.
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Ketika berkunjung ke Arab Saudi, kebanyakan orang akan langsung bertandang ke tanah suci, Mekkah atau Madinah. Namun tidak ada salahnya untuk mampir sejenak ke Jeddah, sebuah kota yang terkenal sebagai gerbang menuju tanah suci Mekkah.
Terletak di pantai barat Arab Saudi, di wilayah Hijaz Tihamah, dan di sebelah barat Kota Mekkah, Jeddah merupakan kota terbesar kedua di tanah Arab tersebut. Kota ini mempunyai sejarah dan warisan budaya yang kaya sehingga kerap menjadi destinasi wisata pelancong yang berkunjung ke Arab Saudi.
Salah satunya adalah Al-Balad yang dikenal sebagai distrik tua dan bersejarah di Jeddah. Al-Balad telah ada sejak abad ke-7 sebelum masehi dan menjadi pelabuhan utama untuk rute perdagangan dari Samudera Hindia, seperti rempah, tekstil, parfum, logam berharga, dan lainnya.
Al-Balad menyajikan kehidupan tradisional ala warga lokal dengan menghadirkan beberapa masjid, souq atau pasar, dan lebih dari 650 rumah yang dibangun sejak ratusan tahun lalu oleh para keluarga pedagang di Jeddah.
Arsitektur bangunan didominasi oleh bebatuan kapur, kayu, dan batu koral yang dapat dengan mudah ditemukan di Laut Merah, mengingat Jeddah berbatasan langsung dengan Laut Merah.
Selain memanjakan mata dengan desain arsitekturnya yang memukau, wisatawan juga bisa berbelanja di Al-Balad.
Sama dengan kehidupan di masa lampau, para warga lokal masih memanfaatkan Al-Balad sebagai pusat perdagangan di Jeddah. Mulai dari buah-buahan, daging, tekstil, rempah, parfum, sampai cendera mata bisa dengan mudah ditemukan di sini.
Untuk harganya pun bervariasi, tetapi cenderung lebih murah dibandingkan di pusat perbelanjaan modern. Semisal 1 kilogram kacang-kacangan dibanderol 40 SAR (sekitar Rp170 ribu), sementara kalau di pusat perbelanjaan modern bisa mencapai dua kali lipatnya.
Kekurangannya hanya satu, tidak semua pedagang bisa berbahasa Inggris. Menyediakan penerjemah digital sangat diperlukan saat berbelanja di Al-Balad. Namun jika Anda ingin berjalan-jalan saja seharian tanpa berbelanja sah saja dilakukan karena berkeliling di sini tidak akan pernah membosankan.
Selain itu, karena iklim tropis dan cuaca khas negeri gurun, kehidupan di Al-Balad baru dimulai setelah waktu Ashar atau setelah pukul 4 sore.
Agar bisa sampai di Al-Balad bisa melalui beberapa cara. Kalau dari bandara internasional King Abdulaziz Jeddah, Anda bisa menaiki kereta cepat menuju stasiun Jeddah Al-Sulaymaniah. Dari stasiun, Anda bisa naik Uber atau taksi lokal dengan waktu tempuh 17 menit.
Jika ingin langsung naik Uber atau taksi lokal dari bandara Jeddah, durasi perjalanan mencapai 40 menit dengan tarif mencapai 55 SAR untuk satu kali perjalanan. Opsi bus juga tersedia, hanya saja membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sampai ke Al-Balad.