12 November 2025
13:34 WIB
Jatim Berencana Kembangkan Desa Wisata Marsinah
Sebagai bentuk penghormatan serta menggelorakan semangat perjuangan yang pernah dilakukan Marsinah, rencananya akan dikembangkan desa wisata edukatif di Nganjuk.
Dua orang anggota polisi berjaga di makam pejuang buruh Marsinah di Desa Nglundo, Nganjuk, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
JAKARTA - Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Marsinah, aktivis dan buruh pabrik arloji yang tewas pada Mei 1993, menjadi bentuk penghormatan dari Negara. Sementara, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, berencana mengembangkan desa wisata edukatif di Nganjuk, tempat kelahiran dan tinggal Marsinah.
"Sebenarnya ini kan sudah mulai ya, menjadikan desa di mana Marsinah berproses, kemudian permakamannya di sana itu sebenarnya sudah diinisiasi menjadi destinasi wisata edukatif. Tapi kan kalau sebuah desa wisata tentu kelengkapan-kelengkapannya itu ya harus di-assessment," ujar Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat tasyakuran penganugerahan gelar Pahlawan Nasional Marsinah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (11/11).
Khofifah meminta Bupati Nganjuk, Marhaen serta kepala desa, agar bangunan heroisme itu tetap akan tumbuh. Mantan Menteri Sosial itu juga menegaskan, pembangunan desa wisata ini harus mempertahankan ruh perjuangan Marsinah.
"Meskipun itu mungkin tambahan wisata, mungkin taman, mungkin mobil odong-odong dan seterusnya kelengkapan-kelengkapan sebagai sebuah destinasi wisata tentu harus ada," katanya, dikutip dari Antara.
Tak sekadar wisata, diharapkan kepada siapa saja yang nantinya berkunjung ke sana, dapat merasakan semangat apa yang dulu pernah diperjuangkan Marsinah. Semangat heroisme harus tetap tumbuh.
"Misalnya ada suvenir-suvenir yang terkait dengan pesan-pesan seorang Marsinah, sebenarnya itu kan bisa sederhana tapi mereka pula ada semangat dari pesan-pesan seorang Marsinah," lanjutnya.
Museum Kecil
Kakak kandung Marsinah, Marsini menyatakan keluarga mendukung penuh rencana tersebut. Ia berharap rumah masa kecil Marsinah di Nganjuk dapat dijadikan museum kecil agar kisah perjuangan sang pahlawan tetap hidup.
"Masih ada rumah tempat kami tinggal bersama nenek. Tempat itu bisa dijadikan museum kecil agar cerita Marsinah tidak hilang. Semoga nanti bisa dijaga, bukan digeser atau diwariskan ke yang lain. Kami ingin itu jadi tempat belajar," kata Marsini.
Bupati Nganjuk, Marhaen, menyambut baik rencana pengembangan desa wisata tersebut. Ia menilai Marsinah merupakan sosok pejuang hak asasi manusia (HAM) yang lahir dari kalangan masyarakat kecil.
"Pahlawan yang biasanya berangkat dari pejuang, tokoh agama, ini dari wong cilik, istilah saya kaum marhaen. Dari keluarga kecil. Bekerjanya buruh, perempuan. Pejuang HAM," ujarnya.
Dia berharap Marsinah meninggal husnul khotimah dan kita bisa meneruskan api perjuangannya.