c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

25 Agustus 2025

21:00 WIB

Jangan Sembarangan Konsumsi Obat Cacing

Penggunaan obat cacing sebaiknya tidak dilakukan sembarangan. Belum cukup bukti membuktikan obat cacing bekerja efektif pada usai lanjut dan juga ibu menyusui. 

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Satrio Wicaksono

<p id="isPasted">Jangan Sembarangan Konsumsi Obat Cacing</p>
<p id="isPasted">Jangan Sembarangan Konsumsi Obat Cacing</p>

Seorang siswa SD melihat cacing kremi dengan alat mikroskop di Akarena, Makassar, Sulsel (28/4/2011) . Antara Foto/Sahrul Manda Tikupadang

JAKARTA - Beberapa waktu lalu, publik digemparkan oleh kabar seorang balita yang meninggal dunia akibat infeksi cacing dalam tubuhnya. Hasil pemeriksaan medis menunjukkan bahwa di saluran pencernaannya ditemukan begitu banyak cacing beserta telurnya. 

Peristiwa ini tentu menjadi pengingat betapa seriusnya masalah cacingan yang selama ini sering dianggap sepele. Terlebih, hingga kini masih banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa infeksi cacing tidak hanya menyerang anak-anak, tetapi juga bisa menimpa orang dewasa. 

Kondisi lingkungan tropis seperti di Indonesia, ditambah kebiasaan menjaga kebersihan yang belum optimal, membuat penularan cacing kremi maupun jenis cacing lain tetap marak terjadi. Cacing kremi adalah salah satu jenis cacing usus yang paling sering ditemukan. 

Bentuknya kecil, tipis, berwarna putih keabu-abuan, dan biasanya menimbulkan rasa gatal di area anus, terutama pada malam hari. Meski terlihat ringan, infeksi cacing kremi bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, menurunkan kualitas tidur, hingga menyebabkan infeksi kulit dan gangguan pada saluran kemih, terutama pada perempuan.

Seperti yang dilansir oleh Mayo Clinic, penggunaan obat cacing sebaiknya tidak dilakukan sembarangan. Setiap konsumsi obat perlu mempertimbangkan manfaat sekaligus risiko yang mungkin timbul. 

Karena itulah, keputusan minum obat sebaiknya dibuat bersama dokter agar lebih aman dan sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing. Bagi mereka yang memiliki riwayat alergi terhadap obat tertentu, memberi tahu tenaga medis sebelum mengonsumsi obat cacing adalah langkah penting. 

Hal ini untuk mencegah reaksi yang tidak diinginkan. Pada anak-anak, misalnya, penelitian menunjukkan bahwa beberapa jenis obat seperti Vermox Chewable dapat digunakan dengan aman, namun efektivitasnya belum terbukti untuk anak di bawah usia satu tahun. 

Hal serupa juga berlaku pada Emverm Chewable yang belum direkomendasikan untuk anak di bawah usia dua tahun. Sementara itu, bagi kelompok lanjut usia, data penelitian masih terbatas. 

Belum ada cukup bukti yang bisa memastikan bagaimana obat cacing tertentu bekerja pada orang tua, sehingga penggunaannya harus berada di bawah pengawasan tenaga medis. Demikian pula bagi ibu menyusui, karena hingga kini belum tersedia penelitian memadai mengenai keamanan obat cacing terhadap bayi yang sedang disusui. 

Dalam kondisi seperti ini, dokter biasanya akan menimbang manfaat dan risiko sebelum memberikan resep. Selain kondisi usia dan kehamilan, hal lain yang perlu diperhatikan adalah interaksi obat. 

Beberapa jenis obat cacing tidak dianjurkan digunakan bersamaan dengan obat tertentu, seperti Metronidazole, kecuali benar-benar diperlukan. Bukan hanya itu, konsumsi alkohol, tembakau, bahkan jenis makanan tertentu juga dapat memengaruhi kerja obat cacing di dalam tubuh. 

Selain itu, kewaspadaan juga dibutuhkan bagi orang dengan masalah medis tertentu. Misalnya, penderita gangguan pada sumsum tulang sebaiknya berhati-hati karena obat cacing bisa memperburuk kondisinya. 

Hal serupa berlaku pada penderita penyakit hati, di mana risiko efek samping bisa lebih serius sehingga pemantauan dokter menjadi sangat penting. Dengan memahami aturan konsumsi obat cacing yang tepat, diharapkan masyarakat tidak lagi menganggap remeh masalah ini. 



KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar