c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

21 Juni 2022

16:01 WIB

Jalan Bang Pitung Di Rawa Belong Usulan 15 Sanggar Silat

Bang Pitung diusulkan jadi nama jalan oleh 15 sanggar silat yang ada di Rawa Belong, Jakarta Barat, karena berpengaruh besar terhadap perkemangan silat di kawasan tersebut

Jalan Bang Pitung Di Rawa Belong Usulan 15 Sanggar Silat
Jalan Bang Pitung Di Rawa Belong Usulan 15 Sanggar Silat
Persemian nama Bang Pitung jadi nama jalan di Kawasan rawa Belong, jakarta barat. dok. senibudayabetawi.com

JAKARTA – Mengabadikan nama tokoh Betawi di sejumlah jalan di Jakarta, gencar dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belakangan ini. 

Pemerintah Kota Jakarta Barat misalnya, mengabadikan nama seorang pahlawan Betawi, Bang Pitung, di sebuah jalan di kawasan Rawa Belong untuk menghormati jasa pahlawan tersebut.
 
"Jangan biarkan nama-nama yang sudah berjasa di kita ini dilupakan, kita perlu teladan dan contoh baik dari orang-orang sebelum kita," kata Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat (Jakbar) Ahmad Syaropi saat ditemui di kantor Wali Kota Jakarta Barat, Selasa (21/6) seperti dilansir Antara.
 
Syaropi mengatakan, pencanangan nama pahlawan menjadi jalan bermula dari gagasan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengimbau masyarakat dan jajarannya untuk menghormati jasa para pahlawan. 

Gagasan itu berlanjut ke realisasi penggantian nama jalan di wilayah Jakarta Barat menjadi nama pahlawan. Awalnya, ada beberapa nama pahlawan yang muncul untuk diabadikan sebagai nama jalan.
 
"Ada nama Guru Madjid sama Guru Makmun, Juned Al Batawi. Mereka yang menyebarkan agama Islam di wilayah Betawi," ucapnya.
 
Lalu, nama Pitung pun muncul berdasarkan usulan masyarakat. Mereka yang mengusulkan, yakni kumpulan sanggar silat yang ada di kawasan Rawa Belong.
 
“Pitung diusulkan oleh banyak sanggar silat yang ada di Rawa Belong. Ada sekitar 15 sanggar silat di wilayah itu," tuturnya.

Syaropi menilai, sosok Pitung sangat berpengaruh di kawasan tersebut, terutama dalam perkembangan silat di kawasan Rawa Belong hingga DKI Jakarta. 

Tidak hanya itu, kata Syaropi, Pitung juga dikenal sebagai sosok pendekar yang mahir beladiri silat dan melawan para penjajah demi membela warganya.

Karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat bersama warga sepakat menamai jalan di kawasan Rawa Belong menjadi Jalan Bang Pitung. 

Syaropi mengaku butuh waktu dua bulan untuk menampung aspirasi masyarakat hingga mengabadikan Bang Pitung di sebuah jalan. Pencanangan papan jalan tersebut dilakukan pada Sabtu (18/6).

Jalan Bang Pitung berada dari Pertigaan Rawa Belong hingga Perempatan Rumah Sakit Medika Permata Hijau. Lokasi ini dinila sebagai jantung kampung Rawa Belong. Wilayah yang terkenal sebagai kampung silat tradisi Betawi. 

Syaropi pun berharap, dengan penetapan ini masyarakat bisa lebih menghargai dan tidak melupakan jasa para pahlawan yang telah berjuang di masa penjajahan dahulu. 

Puluhan Tokoh
Seperti diketahui, Anies sudah meresmikan pergantian puluhan nama jalan dan zona dengan nama tokoh Betawi di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta, baru-baru ini.
 
Anies menilai, seluruh tokoh Betawi memiliki peran di masa lalu yang sangat berdampak bagi perjalanan kehidupan dan bisa dikenang untuk masyarakat Indonesia.
 
"Tokoh Betawi yang perannya di masa lalu telah berdampak kepada perjalanan kehidupan Jakarta dan Indonesia. Mereka adalah pribadi-pribadi yang kita kenang karena telah memberikan manfaat bagi sesama," kata Anies.
 
Anies mengatakan, di tanah Betawi semua orang dari seluruh Indonesia berkumpul, difasilitasi dan disambut hangat. Maka dari itu, tanah Betawi dianggap berkontribusi besar terhadap berbagai sektor.
 
Selain itu, tokoh-tokoh Betawi juga memiliki peran tak kalah penting dalam memberikan manfaat bagi sesama dengan memberikan kemajuan di tanah air selain Pahlawan Nasional.

Tujuan penggantian nama jalan menjadi nama tokoh Betawi ini adalah sebagai penanda bagi generasi baru untuk mengenang perjuangan para tokoh lintas waktu tersebut. Sementara itu, terkait masalah administrasi, Anies bersama polisi dan Pemerintah Kota (Pemkot) DKI Jakarta akan bertahap memperbarui data, sehingga bisa meminimalkan masalah yang akan terjadi.
 
"Insya Allah enggak ada masalah dan nanti di kependudukan Dukcapil jadi KTP, Kartu Keluarga dan lain-lain secara bertahap bisa langsung diperbaharui dengan nama yang baru sehingga tidak menimbulkan masalah bagi semuanya," katanya.

Berikut nama jalan dan zona yang berganti menjadi nama-nama tokoh Betawi: 

  1. Jalan Entong Gendut (sebelumnya Jalan Budaya, Condet)
  2. Jalan Haji Darip (sebelumnya Jalan Bekasi Timur Raya)
  3. Jalan Mpok Nori (sebelumnya Jalan Raya Bambu Apus)
  4. Jalan H. Bokir Bin Dji'un (sebelumnya Jalan Raya Pondok Gede)
  5. Jalan Raden Ismail (sebelumnya Jalan Buntu)
  6. Jalan Rama Ratu Jaya (sebelumnya Jalan BKT Sisi Barat)
  7. Jalan H. Roim Sa'ih (sebelumnya bernama Bantaran Setu Babakan Barat)
  8. Jalan KH. Ahmad Suhaimi (sebelumnya bernama Bantaran Setu Babakan Timur)
  9. Jalan Mahbub Djunaidi (sebelumnya Jalan Srikaya)
  10. Jalan KH. Guru Anin (sebelumnya Jalan Raya Pasar Minggu sisi Utara)
  11. Jalan Hj. Tutty Alawiyah (sebelumnya Jalan Warung Buncit Raya)
  12. Jalan A. Hamid Arief (sebelumnya Jalan Tanah Tinggi 1 gang 5).
  13. Jalan H. Imam Sapi'ie (sebelumnya Jalan Senen Raya)
  14. Jalan Abdullah Ali (sebelumnya Jalan SMP 76).
  15. Jalan M. Mashabi (sebelumnya Jalan Kebon Kacang Raya Sisi Utara).
  16. Jalan H. M. Shaleh Ishak (sebelumnya Jalan Kebon Kacang Raya Sisi Selatan).
  17. Jalan Tino Sidin (sebelumnya Jalan Cikini VII).
  18. Jalan Mualim Teko (sebelumnya Jalan depan Taman Wisata Alam Muara Angke).
  19. Jalan Syekh Junaid Al Batawi (sebelumnya Jalan Lingkar Luar Barat).
  20. Jalan Guru Ma'mun (sebelumnya Jalan Rawa Buaya).
  21. Jalan Kyai Mursalin (sebelumnya Jalan di Pulau Panggang).
  22. Jalan Habib Ali Bin Ahmad (sebelumnya Jalan di Pulau Panggang)

Kemudian untuk zona dan gedung dengan nama tokoh Betawi sebagai berikut : 

  1. Kampung MH Thamrin (sebelumnya bernama Zona A)
  2. Kampung KH. Noer Ali (sebelumnya bernama Zona Pengembangan)
  3. Kampung Abdulrahman Saleh (sebelumnya bernama Zona B)
  4. Kampung Ismail Marzuki (sebelumnya bernama Zona C)
  5. Kampung Zona Embrio (sebelumnya bernama Zona Embrio)
  6. Gedung Kisam Dji'un (sebelumnya Gedung PPSB Jakarta Timur).
  7. Gedung H. Sa'aba Amsir (sebelumnya Gedung PPSB Jakarta Selatan)

 

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar