20 Mei 2024
13:28 WIB
JAFF Market, Wadah Akselerator Industri Perfilman Indonesia
Untuk pertama kalinya, Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) Market bakal digelar Desember mendatang, sebagai wadah pengembangan ekosistem dan industri perfilman dalam negeri.
Editor: Satrio Wicaksono
Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF). Foto: filmfreeway.com/JAFFJogja
JAKARTA - Untuk pertama kalinya Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) Market akan digelar pada 3-5 Desember 2024, di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta. JAFF Market ini nantinya diharapkan dapat menjadi wadah akselerasi ekosistem dan industri perfilman tanah air.
"Sejak didirikan pada 2006, JAFF secara konsisten telah berkontribusi dalam memperkuat dan menggairahkan ekosistem film bagi industri perfilman Indonesia. Banyak sineas baru yang bermunculan dari festival ini," kata Direktur Festival JAFF, Ifa Isfansyah.
Dalam penyelenggaraan JAFF yang ke-19, JAFF Market digelar di lokasi yang luasnya mencapai 10.000 meter persegi dan mampu menampung lebih dari 150 stan. Berbagai sektor industri perfilman Indonesia akan berpartisipasi dalam acara tersebut, di antaranya perusahaan film, kreator konten, penyedia layanan, dan institusi terkait di industri perfilman.
Selain pameran, JAFF Market juga akan menampilkan berbagai program, antara lain JAFF Future Project, pasar konten, ajang bakat, pameran perusahaan, lab film, konferensi film dan acara berjejaring.
JAFF juga akan mengadakan Project Market, salah satu fokus program yang didesain sebagai platform penghubung antara bakat-bakat baru di bidang perfilman dengan para profesional industri. Salah satu misi dari program Project Market adalah mengeksplorasi dan mengembangkan potensi proyek-proyek film layar lebar berkualitas tinggi yang dilahirkan bakat-bakat baru perfilman Indonesia.
Program itu dikepalai oleh produser film, Meiske Taurisia yang banyak terlibat dalam penyelenggaraan LOCK Full Circle Lab, yang bekerja bersama beberapa produser film Yulia Evina Bhara, Muhammad Zaidy dan Vivian Idris.
Kehadiran JAFF Market ditujukan untuk mengisi kesenjangan akibat belum adanya wadah sebagai akselerator perkembangan industri perfiman Indonesia. Meski telah menjadi salah satu pasar film terbesar di Asia Tenggara, dengan raihan pangsa pasar sebesar 61% pada tahun 2022.
Diharapkan JAFF Market mampu mengusung cita-cita menjadi pasar film dan konten terbesar di Indonesia, serta menjadi etalase bagi industri perfilman Indonesia. "Yang mampu menjembatani seluruh pihak yang terlibat di ekosistem perfilman Indonesia," katanya.
Direktur Film, Musik dan Media Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra mengatakan, program tersebut merupakan hasil pengembangan untuk menunjukkan komitmen dan dukungan yang konsisten, dalam mengembangkan industri perfilman Indonesia. Terutama dalam memperkuat representasi industri perfilman Indonesia di dunia internasional.
“Ini merupakan komitmen pemerintah untuk terus mendukung perkembangan industri perfilman Indonesia. Inisiatif JAFF mengadakan JAFF MARKET ini akan memudahkan akses ke industri perfilman Indonesia bagi masyarakat internasional,” ujar Mahendra.