c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

14 Oktober 2024

19:12 WIB

IPK Perluas Akses Pada Layanan Kesehatan Jiwa Lewat Kampanye #PejuangMental

Sekalipun kesadaran tentang kesehatan mental terus mengalami peningkatan, namun stigma di masyarakat menjadi batu sandungan usaha-usaha memperbaiki kesehatan mental ini.

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

Editor: Rendi Widodo

<p>IPK Perluas Akses Pada Layanan Kesehatan Jiwa Lewat Kampanye #PejuangMental</p>
<p>IPK Perluas Akses Pada Layanan Kesehatan Jiwa Lewat Kampanye #PejuangMental</p>

Ilustrasi dukungan kesehatan mental. Unsplash

JAKARTA - Lewat kampanye #PejuangMental Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia berupaya untuk memperluas jangkauan dan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan mental. Hal ini disampaikan Ketua II Pengurus Pusat IPK Indonesia Ratih Ibrahim.

Dikutip dari Antara, Senin (14/10), Ratih menyebutkan bahwa saat ini kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental sudah jauh meningkat dibandingkan dengan satu dekade lalu. Namun, tidak dapat dimungkiri, stigma tabu tetap tidak bisa hilang begitu saja dan dapat berdampak pada resistensi.

Oleh karena itu, pihaknya pun menggandeng Halodoc guna menghubungkan psikolog klinis yang berkompetensi agar lebih dekat dengan masyarakat tanpa terbatas aspek geografis.

Chief of Medical Halodoc Irwan Heriyanto mengatakan berdasarkan data Kementerian Kesehatan, lebih dari 20 juta warga Indonesia mengalami gangguan mental emosional (GME). Mengutip penelitian IDN Research Institute, 51% generasi Z dan 42% generasi milenial memandang kesehatan mental sebagai isu yang penting.

Peningkatan kesadaran itu, ujarnya, juga diiringi peningkatan konsultasi kesehatan mental rata-rata 23% setiap tahunnya.

"Sebagian besar keluhan dalam konsultasi tersebut, yakni terkait gangguan kecemasan, depresi dan konseling hubungan. Meskipun demikian, hanya 12,7% dari penduduk (berusia 15 tahun ke atas) dengan depresi yang mendapatkan pengobatan," kata Irwan.

Dia menyebutkan rendahnya persentase penderita depresi yang menjalani pengobatan di Indonesia dipengaruhi oleh keterbatasan jumlah psikiater dan psikolog klinis. Saat ini, satu psikiater melayani 250.000 penduduk, sementara satu psikolog klinis melayani 90.000 penduduk, jauh dari standar WHO yang merekomendasikan 1:30.000.

Oleh karena itu, katanya, kampanye tersebut menjadi sebuah solusi untuk menghubungkan lebih banyak psikiater dan psikolog klinis kepada masyarakat. Dia berharap lebih banyak masyarakat yang mengalami indikasi gangguan mental dapat mencari bantuan penanganan psikologi.

“Kami memahami bahwa dinamika kondisi sosial-ekonomi, tantangan hidup yang meningkat, dan perubahan gaya hidup dapat memengaruhi kesehatan mental. Sehingga, wadah untuk berbagi cerita dan mendapatkan bantuan layanan kesehatan mental secara cepat, nyaman, dan aman semakin menjadi kebutuhan," katanya.

Hal tersebut, ujarnya, juga merupakan upaya agar masyarakat tidak mendiagnosis diri sendiri. Terdapat empat jenis layanan kesehatan mental yang mereka berikan, yakni berupa edukasi publik, tes kesehatan mental mandiri, konseling, serta terapi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar