22 Oktober 2025
09:29 WIB
IPB University Kembangkan Hidrogel Luka Bakar Dari Kulit Pisang Kepok
Mahasiswa IPB University mengembangkan hidrogel luka bakar dari bahan kulit pisang kepok. Produk ini diklaim memberi manfaat antibakteri, antiinflamasi, dan perangsang regenerasi jaringan kulit.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Mahasiswa IPB University menciptakan produk hidrogel luka bakar berbasis bahan alami kulit pisang kepok. Dok: IPB University.
JAKARTA - Luka bakar ternyata merupakan salah satu masalah kesehatan global yang serius. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada hingga lebih dari 11 juta orang mengalami luka bakar setiap tahunnya.
Sebanyak 85% dari total kasus yang terjadi itu adalah luka bakar derajat II, yang relatif berisiko tinggi menyebabkan infeksi dan dapat berkembang menjadi sepsis yang dapat memicu kegagalan organ, bahkan menyebabkan kematian. Fakta lanjutan, dari 90% kasus luka bakar yang ada umumnya terjadi di negara berpenghasilan menengah ke bawah.
Merespon masalah tersebut, tim mahasiswa IPB University yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) memperkenalkan inovasi berupa produk hidrogel luka bakar berbasis bahan lokal. Dibuat dari bahan kulit pisang kepok (Musa paradisiaca) yang banyak di Indonesia, produk ini diklaim punya manfaat '3-in-1', yakni antibakteri, antiinflamasi, dan perangsang regenerasi jaringan kulit.
Tim peneliti terdiri atas Darma Aji Nugraha, Muhammad Anwar Taufik, Say Qanaah Garda Mudi II, Jason Raditya Santosa, dan Revia Syafutri ini mengembangkan inovasinya menggunakan perpaduan bahan alami lokal. Kulit pisang diramu bersama bunga telang (Clitoria ternatea L.) dan lidah buaya (Aloe vera) hingga menjadi hidrogel.
Ketua tim, Darma Aji Nugraha menjelaskan, setiap bahan yang mereka gunakan itu memiliki peran penting. Kulit pisang misalnya, mengandung flavonoid dan trigonelin yang berfungsi sebagai antiinflamasi untuk mengurangi peradangan. Sementara bunga telang kaya akan flavonoid, antosianin, dan saponin berpotensi sebagai antibakteri dan mencegah pembentukan biofilm penyebab infeksi.
Dalam hasil awal pengujian, ekstrak bunga telang konsentrasi satu persen juga terbukti efektif menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, dua bakteri patogen utama pada luka bakar, dengan efektivitas sebanding dengan antibiotik gentamisin. Sementara lidah buaya yang dikombinasikan dengan partikel nanoperak hasil ekstraksi bahan lainnya terbukti merangsang pembentukan kolagen, mempercepat regenerasi kulit yang rusak.
"Dengan menyatukan ketiga bahan tersebut, kami berharap hidrogel ini tidak hanya mencegah infeksi, tetapi juga mempercepat pemulihan luka bakar sehingga pasien dapat pulih lebih optimal," ujar Darma sebagaimana dilansir dari laman resmi IPB University, Rabu (22/10).
Baca juga: Gelora, Alat Pembakar Sampah Ramah Lingkungan Buatan Mahasiswa UGM
Formulasi hidrogel yang dikembangkan tim peneliti yang dibimbing dosen Sekolah Kedokteran dan Biomedis IPB University, Dr Diah Nugrahani Pristihadi ini juga telah diuji secara in vivo dan menunjukkan percepatan penyembuhan luka yang signifikan.
Hasil penelitian mahasiswa ini diharapkan dapat menjadi alternatif terapi herbal yang efektif, terjangkau, dan ramah lingkungan, serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Saat ini penelitian Darma dan kawan-kawan masih berlanjut, namun hasil sementara terlihat membuka peluang besar untuk pengembangan lebih jauh. Tim ini kini juga tengah melakukan analisis regenerasi jaringan melalui uji histologi dan imunohistokimia (IHC) untuk memperkuat data ilmiah produk mereka.