25 Juli 2025
16:09 WIB
Intip Solusi Tangkal Penipuan Berbasis AI Dari VIDA
VIDA memperkenalkan pusat literasi dan deteksi penipuan berbasis AI bernama Where’s The Fraud Hub, serta sebuah aplikasi pemindaian dokumen dengan kemampuan mendeteksi penipuan secara otomatis.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Andesta Herli Wijaya
Peluncuran Where's The Fraud Hub dan Fitur Magic Scan di Jakarta, Kamis (@407. Dok: Valiidnews/ Lia.
JAKARTA - Dunia tengah menghadapi gelombang serangan siber yang semakin canggih dan masif. Sejumlah insiden kejahatan siber global naik signifikan, mulai dari ransomware generasi baru, eksploitasi celah keamanan, hingga penyalahgunaan kecerdasan buatan (AI) oleh pelaku kejahatan digital.
Perusahaan penyedia layanan identitas digital VIDA melaporkan adanya tren peningkatan penipuan dengan tingkat ancaman yang semakin kuat dan luas seiring perkembangan teknologi artificial intelligence (AI) Datanya, di Indonesia, 84% bisnis pernah jadi korban penipuan identitas, sebagian besar di antaranya pernah mengalami pemalsuan dokumen tangan-tangan palsu serta upaya pencurian akun.
Merespon itu, VIDA meluncurkan dua fitur terbaru untuk keamanan digital bagi publik dan perusahaan di era kecerdasan buatan. Mereka memperkenalkan pusat literasi dan deteksi penipuan berbasis AI bernama Where’s The Fraud Hub, dan aplikasi pemindaian dokumen Magic Scan.
Founder & Group CEO VIDA, Niki Luhur mengatakan, kedua fitur terbaru tersebut hadir untuk mendukung keamanan digital bagi publik serta perusahaan.
"Kedua inisiatif ini hadir sebagai langkah konkret VIDA dalam memperkuat ekosistem keamanan digital nasional, sekaligus menegaskan komitmen perusahaan untuk melindungi masyarakat sebagai konsumen dari ancaman fraud AI yang kian marak," kata Niki di Jakarta, Kamis (24/7).
Niki membeberkan, penipuan digital hari ini semakin lazim memanfaatkan teknologi AI. Dengan peningkatan teknologi yang signifikan, siapa pun kini berpotensi menjadi korban.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan adanya 166 ribu laporan scam dengan kerugian Rp3,4 triliun. Sebanyak 155 ribu laporan penipuan keuangan menggunakan modus OTP. Tak hanya itu, OJK juga mendapat 128 ribu laporan kasus penipuan dengan total kerugian Rp2,6 triliun.
"Tapi ini bukan soal uang saja, tapi juga trauma yang dihadapi korban penipuan fraud AI. Dari sini tinggal klik, salah klik doang, salah klik malware, dan ketik SMS OTP, rekening bank bisa hilang. Ditambah AI bisa memberi efect yang semakin sempurna mirip dengan wajah asli yang bisa digunakan untuk menipu," ucapnya.
Menurutnya, penipuan berbasis AI bukan lagi bayang-bayang masa depan, melainkan ancaman nyata yang tengah kita hadapi. Ia percaya bahwa edukasi dan solusi harus hadir secara sinergi.
"Melalui Where's The Fraud Hub, VIDA menyediakan wawasan real-time, analisis tren, dan literasi publik untuk melindungi identitas digital. Kami juga hadirkan solusi fitur terbaru Magic Scan yang memberikan untuk scan/ pindai dokumen, penyimpanan dan tanda tangan digital yang legal dalam aplikasi tersebut," ujar Niki.
Baca juga: Pakar Perkirakan 1 Miliar Upaya Phishing Terjadi Di 2025
Where's The Fraud Hub menyediakan berbagai hal seperti white paper atau petunjuk keamanan, studi kasus, dan data terkini tentang penipuan digital. Ada pula panduan praktis mendeteksi penipuan berbasis AI, dan video edukasi publik dan PSA yang mudah dipahami.
Sementara itu, aplikasi Magic Scan memungkinkan pengguna melakukan scan dokumen langsung dari ponsel dan mendukung pemindaian berkelompok (batch scan) hingga 15 dokumen sekaligus dengan deteksi otomatis. Fitur ini juga mampu menandatangani dokumen secara digital dengan sertifikat elektronik, membubuhkan e-Meterai resmi langsung dari aplikasi, dan banyak lagi.
"Kedua inisiatif ini merupakan misi kami untuk menciptakan ekosistem digital yang aman dan tepercaya. Dengan Where's The Fraud Hub serta fitur Magic Scan dalam VIDA App, kami tidak hanya menghadirkan solusi teknologi, tetapi juga membangun kesadaran dan ketangguhan masyarakat dalam melindungi diri di era digital," tutup Niki.