01 Agustus 2025
10:11 WIB
Intip Koleksi Bebas Stigma Dari Jenama Lokal TYGA
"Unstigmatized" merupakan koleksi perdana dari jenama lokal baru TYGA, yang mengusung semangat kebebasan dan keberanian dalam mode tanpa harus terikat stigma tertentu.
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Andesta Herli Wijaya
Koleksi "Unstigmatized" memperkenalkan pakaian hingga aksesoris bergaya simpel dan cocok untuk semua kalangan. Dok: TYGA
JAKARTA - Brand fesyen baru yang mengusung nilai self-authenticity dan inklusivitas generasi, TYGA menghadirkan koleksi perdana mereka bertajuk "Unstigmatized". Mengangkat narasi tentang keberanian tampil apa adanya dan tanpa takut penilaian, koleksi ini menantang norma sosial yang sering kali membatasi ekspresi pribadi berdasarkan usia, gender, maupun ekspektasi budaya.
"Banyak dari kita, khususnya yang lebih senior, sering berkata 'I used to be...'. Lewat TYGA, kami ingin setiap orang merasa bahwa mereka masih bisa keren, relevan, dan berani tampil tanpa harus memandang usia," kata Creative Director TYGA Niccolas Lim dalam keterangannya, dikutip Jumat (1/8).
Koleksi ini hadir dengan visual signature berupa wajah-wajah yang disensor, menggunakan kotak berwarna oranye sebagai simbol penyamaran identitas. Visual ini bukan sekadar estetika, melainkan bentuk pernyataan untuk mengalihkan fokus dari label sosial menuju konteks dan cerita di baliknya.
Contohnya, seorang pria muda digambarkan sedang menjahit, aktivitas yang secara tradisional dikaitkan dengan wanita, sementara seorang lansia ditampilkan sedang bermain gim, aktivitas yang lekat dengan generasi muda. TYGA pun sengaja menyamarkan usia dan identitas visual untuk memancing audiens melihat makna lebih dalam, bahwa gaya dan ekspresi bukan milik satu generasi saja.
Sesuai namanya, koleksi ini hadir untuk mereka yang tidak terpengaruh dengan penilaian orang tentang gaya, cara membawa diri, hingga cara menjalani hidup. Koleksi "Unstigmatized" dirancang dengan memadukan kualitas dan narasi personal.
Baca juga: Memadukan Warisan Mode Dan Tren Masa Kini
TYGA menggunakan material seperti cotton heavy-weight, teknik washed, exposed seams, hingga raw edges yang menggambarkan kejujuran dalam proses produksi. Setiap potongan busana dibuat dengan siluet longgar tetapi terstruktur, memberikan kesan effortless namun tetap kuat secara visual.
Palet warna yang digunakan cenderung netral dan earthy, warna-warna yang tidak terasosiasi dengan gender atau umur tertentu. Elemen oranye menjadi aksen khas, melambangkan 'City of TYGA' sebagai ruang imajiner tempat semua ekspresi diterima dan tidak dihakimi. Melalui kombinasi itu, setiap outfit tidak hanya menjadi produk fesyen, tetapi media ekspresi yang merefleksikan kebebasan identitas.
"Kami menghindari desain yang terlalu trend-driven, karena kami ingin produk TYGA bisa dikenakan lintas waktu dan lintas generasi. Kami percaya bahwa pakaian harus terasa personal, bukan hanya modis. Autentik, bukan artifisial," tutup Niccolas.