c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

21 April 2025

17:13 WIB

Intimacy Coordinator Dalam Produksi Film Indonesia Masa Kini


Demi menyajikan tontonan yang memegang standar keamanan dan kenyamanan, hadirnya intimacy coordinator atau pengarah keintiman penting untuk adegan-adegan yang bernuansa syur.

Penulis: Andesta Herli Wijaya

<p id="isPasted"><em>Intimacy Coordinator&nbsp;</em>Dalam Produksi Film Indonesia Masa Kini</p><p><br></p>
<p id="isPasted"><em>Intimacy Coordinator&nbsp;</em>Dalam Produksi Film Indonesia Masa Kini</p><p><br></p>

Ilustrasi syuting film dewasa, Shutterstock/Gorodenkoff

JAKARTA – Industri film Indonesia belakangan semakin serius memberikan perhatian pada hal standar keamanan dan kenyamanan kru dalam produksi. Salah satunya dengan hadirnya intimacy coordinator atau pengarah keintiman untuk adegan-adegan yang bernuansa intim.

Meski belum semua produksi memerhatikan itu, beberapa film diketahui telah melibatkan peran pengarah keintiman, baik sebagai individu maupun divisi tersendiri dalam lini produksi. Beberapa di antaranya seperti film Like & Share karya Gina S Noer (2022), Sleep Call (2023) karya Fajar Nugros, hingga beberapa film terbaru seperti Perang Kota karya Mouly Surya dan Pengepungan di Bukit Duri arahan Joko Anwar.

Kehadiran pengarah keintiman mulai dipandang krusial dalam produksi film Indonesia. Divisi ini memberi kepastian kepada segenap kru film terkait keamanan dan kenyamanan mereka, terutama bagi para pemeran yang terlibat dalam suatu film yang membutuhkan visualisasi adegan-adegan intim.

Joko Anwar, yang baru-baru ini merilis drama-thriller distopia Pengepungan di Bukit Duri, mengatakan kalau intimacy coordinator memiliki peran yang luas dalam produksi. Kebetulan film terbarunya itu juga menghadirkan beberapa adegan yang melibatkan sentuhan dua pemeran lawan jenis, termasuk pula pemerkosaan.

"Kalau di film kita, di awal ada beberapa adegan yang melibatkan adegan pemerkosaan. Adegan pemerkosaan di film kita memang tidak ditunjukan secara eksplisit, tapi ada sentuhan. Ada perkataan yang dilontarkan, dan dipastikan apa yang dilontarkan oleh seorang pemain kepada pemain lain tidak mengakibatkan ketidaknyamanan,” ungkap Joko Anwar ketika ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Joko menjelaskan ranah yang menjadi perhatian seorang koordinator keintiman dalam produksi cukup luas, dan keterlibatannya pun ada dalam semua tahap produksi, mulai dari pra, produksi hingga pasca produksi.

Seperti dijelaskan Joko, seorang koordinator keintiman tak hanya mengarahkan gerakan pemain saat beradegan intim, namun juga memastikan kata-kata yang diucapkan pemain dalam dialog, juga tidak melanggar batas kenyamanan semua pemain yang terlibat. Dengan kata lain, seorang koordinator keintiman memiliki kapasitas untuk memperbarui dialog, jika dirasa skrip yang ada melanggar kenyamanan pemain.

Proses kerja seorang koordinator keintiman dimulai dengan berkomunikasi dengan segenap kru dan pemain film. Dia bertindak untuk menentukan kesepakatan bersama pemain terkait apa yang nyaman dan tidak nyaman bagi pemain.

Maka untuk menjalankan adegan bernuansa intim, seorang koordinator keintiman biasanya sudah terlebih dahulu mendiskusikan dengan pemain terkait bagian tubuh mana saja yang boleh dan tidak boleh disentuh, atau kata-kata apa saja yang sebaiknya tak diucapkan atau diganti oleh lawan main.

“Jadi intimacy coordinator sebenarnya adalah umbrella term yang sebetulnya sangat luas sekali, salah satunya adalah beberapa adegan yang melibatkan adegan intim seperti yang kita pahami di Indonesia,” kata Joko.

“Nah adegan yang ada intimacy ini bukan hanya adegan seksual. Mungkin bisa adegan orang berpacaran, hanya berpegangan tangan, itu termasuk intimacy. Jadi kata-kata juga termasuk intimacy yang harus diperhatikan oleh para intimacy coordinator untuk didiskusikan,” tambahnya lagi.

Secara lebih luas, menurut Joko arahan keintiman dalam suatu produksi mencakup gerakan, sentuhan, kata-kata sampai ke ranah emosi yang ditampilkan. Adegan yang melibatkan suatu emosi yang bersifat agresi dan melibatkan dua lawan jenis pun, meski tanpa kata-kata atau tindakan bernuansa seksual, termasuk dalam wilayah perhatian koordinator keintiman.

Dengan begitu, seorang intimacy coordinator juga bisa dipahami sebagai jembatan antara gagasan kreatif sutradara dengan ruang penerimaan para kru filmnya. Koordinator keintiman inilah yang bertanggung jawab memastikan gagasan kreatif sutradara, termasuk gagasan visualnya, bisa terwujud tanpa melanggar batas-batas kenyamanan pemain. Adegan ranjang, misalnya, bisa dihadirkan dalam suatu film tanpa para pemain benar-benar harus saling bergulat, melainkan dengan koreografi yang tampak meyakinkan.

Intimacy Coordinator, diakui Joko Anwar sendiri, masih tergolong profesi yang baru di industri film Indonesia. Pelibatan mereka dalam produksi masih belum menjadi standar yang diterapkan secara luas.

Di samping kesadaran akan urgensi intimacy coordinator belum merata di setiap produksi, sebaran praktisi ahli-nya pun masih terbatas. Pasalnya, untuk menjadi intimacy coordinator, dibutuhkan serangkaian proses pelatihan dan sertifikasi. Sejumlah lembaga yang diakui kompeten melakukan sertifikasi untuk ini seperti Intimacy Directors and Coordinators (IDC) dan Intimacy for Stage and Screen (ISS).

Di Indonesia, baru ada beberapa nama yang telah diakui kompetensinya sebagai intimacy coordinator dan telah mengantongi sertifikat. Dua nama yang sejauh ini diketahui yaitu Putri Ayudya dan Runny Rudiyanti.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar