c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

KULTURA

08 Juli 2023

17:27 WIB

Ini Yang Wajib Diketahui Soal Konsumsi Susu Segar

Kualitas susu sapi memiliki konsep kurang lebih sama seperti air susu ibu (ASI). Kesehatannya sangat ditentukan dari kesehatan sapi, pakan, dan lainnya.

Editor: Rikando Somba

Ini Yang Wajib Diketahui Soal Konsumsi Susu Segar
Ini Yang Wajib Diketahui Soal Konsumsi Susu Segar
Ilustrasi pekerja menyaring susu sapi segar di salah satu peternakan sapi perah di kawasan Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur. ANTARAFOTO/Didik Suhartono

JAKARTA-Konsumsi susu segar memang menyehatkan. Tapi tidak semua usía individu baik mengonsumsi susu segar. Dokter Spesialis Gizi Klinik dr Christopher Andrian, M.Gizi, Sp.GK menyarankan, konsumsi susu segar pasteurisasi dalam sehari setidaknya dua kali. Dia menegaskan, ini tak diperuntukkan untuk anak di bawah usia 12 bulan yang sebaiknya masih mendapatkan ASI.

Christopher mengingatkan masyarakat memastikan pilihan susu yang hanya mengandung 100% susu sapi segar bersumber dari sapi-sapi yang well-maintained dan well-monitored.

"Khusus pada orang dewasa, selalu ingat batasan konsumsi lemak. Kita tetap bisa minum. Namun silakan pilih yang rendah atau bebas lemak," ujar dokter yang berpraktik di RS Siloam TB Simatupang itu dalam sebuah agenda di Jakarta, Jumat (8/7).

Dokter ini menguraikan, kualitas susu sapi memiliki konsep kurang lebih sama seperti air susu ibu (ASI). Kesehatannya sangat ditentukan dari kesehatan sapi, pakan, bahkan sampai rasa nyaman dari sapi itu sendiri.

Susu segar pasteurisasi biasanya melewati pemanasan pada suhu rendah (70-125°C) selama lima detik sehingga tidak banyak mengubah sifat fisik dan susu lebih mudah diserap tubuh. Susu ini harus disimpan kurang dari 40 hari di suhu dingin.

Menurut Christopher, pengolahan susu ini tidak menghilangkan atau merusak berbagai vitamin atau mineral, makro nutrisi serta nutrisi bioactive alami yang terkandung dalam protein susu. Nutrisi ini  berperan penting dalam menjaga kesehatan dan metabolisme seseorang, di antaranya untuk memperbaiki jaringan tubuh, anti inflamasi, anti oksidan, hingga anti kanker.

Kondisi susu ini berbeda dengan susu ultra high temperature (UHT) yang dipanaskan pada suhu cukup tinggi (131-145°C) dalam 10-40 detik untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme berlebih. "Semakin lama susu dipanaskan dan semakin tinggi suhu yang digunakan, komponen seperti vitamin dan bioaktive akan rusak atau berkurang," kata Christopher.

Peternak Muda
Dikutip dari Antara, dia mengatakan kandungan nutrisi pada susu UHT dikatakan lebih rendah dibandingkan susu segar pasteurisasi namun umur simpannya lebih lama (9-10 bulan).

Di kesempatan berbeda, rangkaian program Young Progressive Farmer Academy akan ditutup dengan studi banding dan pembelajaran praktik peternakan sapi terbaik di Belanda pada 18-22 September 2023. Agenda ini akan diikuti oleh seluruh dewan juri dan 12 pemenang.

“Diharapkan dalam tiga tahun ke depan, pemenang program Young Progressive Farmer Academy akan tumbuh jadi peternak skala medium dengan kenaikan pendapatan hingga 50%,” tutur Putu.

Sebanyak 12 peternak muda pemenang Young Progressive Farmer Academy yang diinisiasi Frisian Flag Indonesia (FFI) siap studi banding ke Belanda untuk mempelajari praktik manajemen peternakan sapi terbaik dari peternak lokal di negara tersebut. Melalui program tersebut, para peternak muda akan mendapatkan sosialisasi dan edukasi mengenai pengelolaan peternakan sapi yang berkelanjutan.

"Kemajuan peternakan sapi perah di Indonesia sangat krusial dalam mendorong pemenuhan kebutuhan susu untuk Indonesia yang lebih sehat dengan asupan nutrisi seimbang yang dibutuhkan oleh keluarga, sejalan dengan tujuan FFI yaitu ‘Nourishing Indonesia to Progress’ dan komitmen FFI untuk membangun keluarga yang Sehat, Sejahtera, dan Selaras," kata Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia Andrew F. Saputro melalui siaran pers, Jumat.

Saat ini, kondisi persusuan nasional sedang membutuhkan perhatian. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat konsumsi susu per kapita di Indonesia masih berada di angka 16,27 kilogram per kapita per tahun, di bawah rata-rata negara di Asia Tenggara lainnya. Sementara itu, produksi susu segar di Indonesia baru berada di angka 968.980 ton pada tahun 2022, padahal kebutuhan di tahun tersebut mencapai 4,4 juta ton.

Adapun yang menjadi kendala di sektor peternakan sapi perah antara lain kecilnya kepemilikan sapi, lahan terbatas, mahalnya biaya pembesaran, kurangnya pemahaman akan good dairy farming practices, mandeknya regenerasi peternak karena rendahnya minat anak muda, dan penyakit kuku dan mulut (PMK).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar