24 November 2023
13:54 WIB
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Ada dua makanan yang akan langsung terlintas di pikiran jika ditanya mengenai kuliner khas yang berasal dari Palembang, yakni pempek dan tekwan. Tak salah, tapi sebenarnya selain dua hidangan tersebut Palembang masih punya ragam kuliner khas yang sayang untuk dilewatkan.
Memang dari dua jenis kuliner di atas, akan terlihat identitas jika Pempek terkenal dengan makanan yang berasal dari olahan ikan. Aslinya, ada beberapa jenis ikan yang banyak dijumpai di Palembang dan diolah menjadi berbagai jenis santapan, mulai dari patin, gabus, tenggiri, hingga yang keberadaannya disebut hampir punah, yakni ikan belida.
Melihat rekomendasi kuliner khas Palembang yang akan dibahas, memang ada yang masih dibuat dengan menggunakan bahan dasar ikan, tapi ada juga yang dibuat tanpa menggunakan bahan baku tersebut namun tetap dikenal akan cita rasanya yang menggugah selera. Berikut di antaranya.
Celimpungan
Santapan ini jadi salah satu contoh kuliner khas Palembang lainnya yang masih sama-sama dibuat dengan menggunakan bahan dasar ikan dan dicampur tepung sagu.
Dilihat dari bahan baku, sebenarnya jenis ikan yang umum digunakan untuk membuat hidangan satu ini sama seperti bahan baku dalam membuat pempek atau tekwan, yakni ikan patin, gabus, atau tenggiri.
Dari rupanya, celimpungan merupakan adonan ikan yang dibentuk bulat pipih berdiameter sekitar 10 cm, dan dimasak dalam rupa kuah santan kuning.
Jika pempek dinikmati bersama kuah cuko dan tekwan dengan kaldu kuning yang menyegarkan, celimpungan memang punya cita rasa sedikit berat dari santan, dan biasa dinikmati bersama dengan sambal goreng, potongan lontong, dan kerupuk.
Dengan karakter kuah bersantan dan pelengkap lontong, nyatanya celimpungan umum disajikan sebagai salah satu santapan saat momen perayaan Idulfitri.
Burgo
Bukan berbahan dasar campuran ikan secara langsung, santapan satu ini lebih dikenal lewat rupa unik lantaran dibuat dalam bentuk adonan panekuk atau kue dadar, yang berasal dari adonan tepung tapioka dan tepung beras.
Adonan burgo yang sudah dibuat akan digoreng atau dimasak di atas wajan datar, kemudian dilipat dan digulung. Ketika ingin disajikan, gulungan burgo akan dipotong-potong terlebih dulu kemudian disiram dengan kuah santan yang sudah dimasak bersama ikan.
Umumnya, jenis ikan yang populer dijadikan bahan untuk olahan burgo adalah ikan gabus. Tak lupa saat disajikan, burgo biasanya dilengkapi dengan bawang goreng, sambal, dan perasan jeruk nipis untuk memberikan cita rasa gurih, pedas, dan asam segar di saat bersamaan.
Mi Celor
Tak selalu ikan, Palembang juga memiliki olahan mi yang populer dan berasal dari pengaruh perpaduan makanan khas Melayu dan Tionghoa, yakni Mi Celor.
Konon, penamaan ‘celor’ pada santapan mi satu ini diambil dari bahasa Melayu dialek Palembang yang berarti ‘dicelup-celupkan’. Nama yang sama juga diyakini merujuk dari cara penyajian mi yang dicelupkan ke air panas.
Sementara dari segi pembuatan, bahan dasar mi celor adalah mi kuning atau mi telur dengan bentuk yang besar dan lebar.
Setelah dicelup sebentar ke air panas supaya teksturnya lebih lembut, mi yang sama disiram dengan kuah kaldu kental dari ebi yang dicampur dengan santan, susu, tepung terigu, dan aneka bumbu seperti merica, gula, serta berbagai penyedap rasa.
Selain disiram kuah, bahan pelengkap lain yang menambah cita rasa dan isian mi celor umumnya terdiri dari telur rebus, kucai, taoge, dan isian lauk berupa udang atau ayam, dan taoge.
Meski terkesan berat, nyatanya di Palembang santapan satu ini kerap dijadikan sebagai salah satu menu sarapan.