01 Februari 2023
19:12 WIB
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Profesi pengembang, penyerang, dan desainer menjadi pekerjaan yang paling dicari di Darknet. Hal ini ditemukan oleh tim intelijen jejak digital dari Kaspersky setelah menganalisis sebanyak 200 ribu iklan pekerjaan dari tahun 2020 hingga 2022 di komunitas penjahat dunia maya itu.
Berdasarkan laporan tim Kaspersky Digital Footprint Intelligence (DFI), pengembang atau developer menjadi profesi yang paling dicari.
Itu karena dalam spesialisasi ini, para pengembang bisa membuat berbagai produk internet seperti halaman phishing, pembuat kode malware, pengembangan trojan, ransomware, backdoor, botnet, dan malware lainnya.
Selain itu, profesi penyerang yang melakukan serangan pada jaringan, aplikasi web, dan perangkat seluler menjadi pekerjaan paling populer kedua yang dicari di antara pelaku kejahatan dunia maya.
Kaspersky menduga, para pelaku kejahatan dunia maya mencari penyerang untuk tindakan yang membahayakan infrastruktur perusahaan. Seperti infeksi ransomware, pencurian data atau uang tunai langsung dari akun yang diserang.
Sementara profesi desainer, biasanya dibutuhkan untuk membuat produk berbahaya, seperti halaman atau surat phishing yang sulit dibedakan dari yang asli. Sementara untuk gaji yang ditawarkan sendiri, mulai dari US$1.300 hingga US$4.000 per bulannya.
"Headhunter TI adalah salah satu dari banyak topik yang terus menerus dibahas di pasar gelap. Saat ini, melacak minat penjahat dunia maya dan analisis berkelanjutan terhadap aktivitas mereka sangat penting bagi perusahaan yang ingin merespons serangan dunia maya secara proaktif dan menjaga keamanan informasi mereka pada tingkat tertinggi," kata Analis Layanan Keamanan di Kaspersky Polina Bochkareva dalam keterangannya.
Untuk melindungi diri dari ancaman kejahatan dunia maya yang menargetkan bisnis, para peneliti Kaspersky merekomendasikan bagi setiap perusahaan untuk melakukan pemantauan secara rutin terhadap sumber daya dark web secara signifikan guna meningkatkan cakupan wawasan sumber potensi ancaman.
Selain itu, menggunakan sumber informasi Intelijen Ancaman untuk mengetahui TTP sebenarnya yang digunakan oleh pelaku ancaman juga bisa dilakukan guna mengantisipasi terjadinya ancaman kejahatan dunia siber.