08 Maret 2025
11:18 WIB
Ini Asupan Nutrisi Penting Ibu Hamil Saat Berpuasa
Memastikan kebutuhan gizi dan cairan tetap terpenuhi sesuai usia serta kondisi kehamilan menjadi hal yang sangat penting bagi ibu hamil yang menjalankan puasa.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi Ibu hamil berbuka Puasa. Shutterstock/Taras Grebinets
JAKARTA - Puasa merupakan salah satu rukun Islam dan ibadah wajib bagi umat Muslim di seluruh dunia. Namun, bagi ibu hamil, berpuasa dapat menjadi tantangan tersendiri karena tubuh mereka membutuhkan asupan nutrisi yang cukup untuk menjaga kesehatan diri sekaligus mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan.
Agar dapat menjalani puasa dengan aman dan tetap sehat, ibu hamil disarankan untuk berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan sebelum mengambil keputusan. Selain itu, memastikan kebutuhan gizi dan cairan tetap terpenuhi sesuai usia serta kondisi kehamilan menjadi hal yang tidak kalah penting.
Dokter Spesialis Kebidanan & Kandungan Eka Hospital Cibubur, dr. Alexander Mukti, ibu hamil yang ingin berpuasa harus memperhatikan asupan nutrisi tertentu agar tetap sehat dan bugar selama menjalankan ibadah.
"Dengan perencanaan nutrisi yang baik dan bimbingan dari tenaga medis, ibu hamil tetap bisa menjalankan ibadah puasa dengan aman tanpa mengorbankan kesehatan diri maupun janin," ujar dr. Alexander dalam keterangannya.
Adapun beberapa pemenuhan nutrisi yang wajib terpenuhi bagi ibu hamil saat berpuasa meliputi asam folat, kalsium, protein, lemak sehat, zat besi, serta vitamin lengkap. Asupan ini berperan penting dalam mendukung kesehatan ibu dan perkembangan janin agar tetap optimal.
Nutrisi Penting
Pertama, asam folat bagi ibu hamil harus terpenuhi karena berperan dalam mendukung pertumbuhan sel dan organ janin serta membantu ibu hamil mengontrol tekanan darah. Kekurangan asam folat dapat meningkatkan risiko gangguan pertumbuhan janin dan komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia.
"Ibu hamil membutuhkan 600–800 mcg asam folat per hari, yang bisa diperoleh dari kacang-kacangan (kacang kedelai, polong, dan kacang tanah), hati, telur, serta sayuran hijau," tuturnya.
Kemudian, ada kalsium yang berfungsi dalam pembentukan tulang dan gigi janin sekaligus menjaga kesehatan tulang ibu hamil. Nutrisi ini juga membantu mengurangi risiko gangguan kehamilan seperti hipertensi dan kelahiran prematur.
Sumber kalsium ini dapat diperoleh dari susu, ikan, tahu, dan sayuran hijau tua seperti bayam dan brokoli. Selain itu, protein juga sangat diperlukan. Protein merupakan sumber energi bagi ibu hamil dan berperan penting dalam pembentukan darah serta jaringan tubuh janin. Sumber protein yang baik meliputi ikan, ayam tanpa lemak, serta telur.
"Pastikan ikan dan telur dimasak hingga matang sempurna untuk menghindari risiko infeksi," tegasnya.
Lemak sehat, seperti asam lemak omega-3 dan DHA (asam dokosaheksaenoat), mendukung perkembangan otak dan mata janin. Sumber lemak sehat bisa diperoleh dari alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, serta ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan tuna.
"Selama kehamilan, kebutuhan zat besi meningkat untuk mendukung pembentukan sel darah merah dan mencegah anemia," ucap dr. Alexander.
Kekurangan zat besi dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur, berat badan lahir rendah, serta depresi pasca melahirkan. Sumber zat besi yang baik meliputi daging merah tanpa lemak, ikan, unggas, sayuran hijau, kacang-kacangan, serta suplemen tablet tambah darah (TTD) sesuai anjuran dokter.
Dan terakhir vitamin harus terpenuhi, terutama vitamin B dan D, juga memiliki peran penting dalam kehamilan. Vitamin B (B1, B2, B6, B9, dan B12) membantu meningkatkan energi dan mendukung fungsi plasenta.
Sementara itu, vitamin D, terutama D3, berperan dalam pertumbuhan tulang janin. Vitamin B banyak terdapat dalam daging ayam, pisang, kacang-kacangan, gandum utuh, dan roti, sedangkan vitamin D bisa diperoleh dari susu, jeruk, ikan, serta paparan sinar matahari pagi. Selain memperhatikan asupan makanan, ibu hamil juga disarankan untuk mengelola pola makan dengan baik, mencukupi kebutuhan cairan, serta istirahat yang cukup.
"Jika mengalami keluhan seperti pusing, lemas berlebihan, atau tanda dehidrasi, segera hentikan puasa dan konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat," pungkasnya.