c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

22 November 2024

16:19 WIB

Infrastruktur Seni Dan Budaya Di Daerah Masih Perlu Sentuhan

Bangunan-bangunan taman budaya di Indonesia tak memerlukan pembangunan gedung baru, namun perbaikan-perbaikan kondisi bangunan secara menyeluruh.

Penulis: Andesta Herli Wijaya

Editor: Rendi Widodo

<p>Infrastruktur Seni Dan Budaya Di Daerah Masih Perlu Sentuhan</p>
<p>Infrastruktur Seni Dan Budaya Di Daerah Masih Perlu Sentuhan</p>

Petugas kepolisian mengamankan lokasi pascakebakaran yang melanda Museum Nasional, Jakarta, Minggu (17/9/2023). ValidNewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyorot kondisi infrastruktur kesenian dan kebudayaan di daerah-daerah di Indonesia. Menurut dia, banyak fasilitas kesenian dan kebudayaan di daerah perlu mendapatkan sentuhan alias peningkatan secara fisik.

Fadli membicarakan taman-taman budaya di berbagai daerah yang kondisinya saat ini masih belum ideal untuk memfasilitasi aktivitas kebudayaan di tingkat daerah. Dia pun mendorong langkah untuk perbaikan-perbaikan fasilitas yang ada di berbagai daerah.

Dari sisi pemerintah, Fadli mengatakan akan mencari jalan untuk meningkatkan kualitas infrastruktur kesenian di daerah. Salah satunya yaitu lewat skema penyediaan dana khusus dari pemerintah untuk pengembangan fasilitas-fasilitas yang ada, terutama taman-taman budaya.

“Kita ingin bicara dengan Kemendagri bagaimana juga ada DAK (Dana Alokasi Khusus) untuk yang sifatnya fisik. Karena sekarang ini kalau kita lihat yang sifatnya fisik, di taman budaya, museum-museum, itu memerlukan dukungan untuk perbaikan-perbaikan fisik,” ungkap Fadli di kompleks Kemendikbudristek, Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Fadli menekankan pentingnya infrastruktur, termasuk gedung-gedung pertunjukan yang memadai untuk mendukung ekosistem kesenian di setiap daerah. Dia sendiri baru-baru ini bertolak ke Jambi dan mengamati fasilitas taman budaya di daerah tersebut.

Menurut Fadli, bangunan-bangunan taman budaya di Indonesia tak memerlukan pembangunan gedung baru, namun perbaikan-perbaikan kondisi bangunan secara menyeluruh. Hal ini bisa direalisasikan lewat skema DAK, atau bisa juga melalui kolaborasi daerah bersama pihak swasta.

Sejalan dengan visi lembaganya untuk mendorog perkembangan budaya, Fadli pun mendorong partisipasi pihak-pihak swasta dalam membangun atau memperbaiki gedung-gedung kebudayaan di berbagai daerah.

Perusahan-perusahaan yang beroperasi di daerah-daerah, diharapkan berperan aktif dalam mendukung pemajuan budaya di basis operasional masing-masing.

“Ini juga bisa dikerjasamakan dengan swasta, CSR, dengan  perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sana, yang mengeksploitasi batubara misalnya di sana,” kata Fadli.

“Tentunya nanti kita juga akan imbau mereka ([pihak korporasi) juga untuk ikut membantu melalui CSR-CSR-nya untuk taman-taman budaya dan sebagainya,” ujar dia.

Masih terkait pemajuan kebudayaan di daerah, Fadli pun mendorong agar setiap provinsi juga memilki dewan kebudayaan. Lembaga ini relatif masih belum terbentuk di tingkat provinsi di Indonesia, di mana sejauh ini baru Bali dan Yogyakarta yang telah memiliki dewan kebudayaan.

“Kita mengharapkan provinsi-provinsi mendirikan bukan dewan kesenian, tapi dewan kebudayaan. Sehingga sesuai dengan nomenklatur Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan. Sejauh ini baru dua provinsi punya dewan kebudayaan yaitu bali dan yogyakarta, kita harapkan provisi2 lain juga mengikuti, ada dewan kebudayaan provinsi tersebut,” imbuhnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar