07 Agustus 2023
12:27 WIB
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Indonesia berhasil memecahkan Guinness World Records (GWR) melalui pergelaran angklung terbesar di dunia. Pagelaran yang diikuti oleh lebih 15 ribu peserta berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Sabtu (5/8) lalu.
Pergelaran akbar ini turut dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin bersama beberapa Menteri Kabinet Indonesia Maju.
Melalui dua lagu medley “Berkibarlah Benderaku” dan “Wind of Change” yang dimainkan selama tujuh menit, seluruh peserta berhasil menyuguhkan harmoni musik yang indah.
Penilai resmi dari GWR, Sonia Ushirogochi, sebelum menyampaikan pengumuman hasil, mengapresiasi bahwa pergelaran ini menyuguhkan harmoni dari instrumen musik angklung yang indah dan hasil kerja tim yang luar biasa.
Saat pengumuman hasil, Sonia mengonfirmasi bahwa pemecahan rekor tersebut berhasil dilakukan dengan jumlah peserta 15.110 orang. Rekor dunia untuk pergelaran angklung terbesar sebelumnya tercipta di Monumen Washington, Washington D.C., Amerika Serikat, pada 9 Juli 2011 dengan melibatkan 5.182 peserta.
"Per bulan lalu, Indonesia memiliki 124 Guinness World Records. Jakarta punya 13 rekor. Saya dapat pastikan bahwa dengan 15.110 peserta, Anda (Indonesia) telah mencapai pemecahan rekor," ungkap Sonia Ushirogochi membacakan catatan rekor, dikutip dari siaran resmi Kemendikbudristek, Senin (7/8).
Pagelaran kali ini merupakan prakarsa dari Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) untuk melestarikan alat musik angklung dan mendukung para seniman yang sempat terdampak saat pandemi.
“Upaya ini bukanlah hal yang mudah, ini adalah perjuangan dari seluruh pihak yang terlibat. Keberhasilan hari ini adalah hadiah untuk ulang tahun Republik Indonesia ke-78”, ungkap Tri Tito Karnavian, Ketua Umum Oase Kim.
Pergelaran angklung dengan formasi 15 ribu peserta ini digarap sejak Oktober tahun lalu. Para peserta menjalani pelatihan angklung intensif selama tiga bulan hingga akhirnya bisa menyuguhkan pertunjukan angklung yang berhasil memecahkan rekor dunia GWR.
Peserta pergelaran angklung terbesar di dunia ini datang dari berbagai kalangan, mulai dari pengurus OASE KIM, murid sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah kedinasan, perwakilan kementerian/lembaga, hingga para Ibu Dharma Wanita Persatuan dan Tim Penggerak PKK.
Persiapan yang sudah dilakukan sejak Oktober 2022 turut didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ahmad Mahendra mengatakan, pagelaran yang memecahkan rekor ini menjadi momentum untuk melestarikan dan mengembangkan angklung, warisan budaya Indonesia yang sudah diakui UNESCO sejak tahun 2010.
Menurut Mahendra, pagelaran ini menggandeng Saung Angklung Udjo (SAU) sebagai mitra yang bertindak mendampingi proses latihan.
“Selain dilatih langsung oleh tim SAU, kam juga melibatkan 182 orang supervisor yang telah dilatih sebelumnya oleh SAU untuk mendampingi pelatihan mandiri di tiap kelompok. Supervisor ini berasal dari guru seni musik dan seniman angklung dari sanggar atau komunitas,” jelas Mahendra.
Kolaborasi dari berbagai pihak yang terlibat kali ini, kata Mahendra, merupakan semangat positif dalam pengelolaan warisan budaya Indonesia. Angklung memang telah diakui UNESCO sejak 16 November 2010, namun keberlangsungan alat musik asli Indonesia yang telah mendunia ini adalah tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia.