23 Juni 2021
09:54 WIB
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA – Internet, menjadi sebuah kebutuhan yang belum merata dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Masih ada sejumlah wilayah di Tanah Air yang belum terakses internet.
Kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan banyak perbukitan, membuat tidak semua titik bisa dijangkau jaringan telekomunikasi berbasis kabel serat optik.
Jika mengandalkan kabel serat optik, konstruksi cukup sulit untuk sejumlah wilayah serta membutuhkan biaya yang sangat tinggi.
Oleh karena itu, penggunaan satelit dinilai sebagai salah satu solusi untuk pemerataan akses internet di Indonesia.
"Karena letak geografis Indonesia, tidak bisa dihindari penggunaan satelit," kata Direktur Infrastruktur Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI Kominfo), Bambang Nugroho, dikutip dari Antara, Rabu (23/6).
Saat ini, pemerintah sedang mengupayakan satelit multifungsi SATRIA-1 berkapasitas 150GB per detik. Yang menurut jadwal, bisa beroperasi pada akhir tahun 2023.
BAKTI mengutip riset IIGF Institute tahun 2019 tentang dampak ekonomi satelit multifungsi ini di empat sektor. Dengan asumsi peningkatan jaringan internet di titik yang belum terkoneksi sebesar 3% per tahun, SATRIA-1 menjanjikan penghematan biaya internet sebesar Rp29 triliun selama 15 tahun.

Sementara dari sektor e-government, diperkirakan akan ada penghematan sekitar Rp4 triliun dari penggunaan anggaran pemerintah. Efisiensi juga akan terjadi di penggunaan e-healthcare, memberikan penghematan sekitar Rp59,3 miliar selama 15 tahun.
Sektor e-education ditaksir juga akan efisien ketika menggunakan satelit ini, transformasi UN berbasis kertas menjadi UNBK, rata-rata penghematan diperkirakan di kisaran Rp3.000.000 per sekolah per tahun, dengan tingkat inflasi.
Dalam 15 tahun, penghematan di sektor e-education selama 15 tahun mencapai Rp59 miliar.
Saat ini pembangunan satelit SATRIA-1 sudah masuk tahap konstruksi, yang masih akan terus berlangsung hingga 2023 mendatang.
Nantinya, Satelit SATRIA-1 akan menyediakan internet di 150.000 titik layanan publik, yang saat ini belum tersedia akses atau belum memiliki sambungan internet yang memadai.
150.000 titik tersebut terdiri dari sekolah dan pesantren (93.900 titik), pemerintah daerah (47.900), fasilitas kesehatan (3.700), polsek (3.900) dan kementerian maupun lembaga lainnya (600). Indonesia memiliki total 501.112 titik layanan publik, saat ini total yang terlayani internet dengan baik baru mencapai 351.112 titik.