20 Juni 2024
09:09 WIB
Indonesia Bertutur 2024 Promosikan Warisan Kearifan Masyarakat Agraris
Indonesia Bertutur 2024 mengusung filosofi Subak, kearifan lokal masyarakat petani di Bali yang telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Rendi Widodo
Sesi konferensi pers Indonesia Bertutur 2024 di Gedung Kemendikbudristek 2024. Dok. Kemendikbudristek
JAKARTA - Mega Festival Indonesia Bertutur (Intur) kembali digelar. Program festival dua tahunan yang diinisiasi Kemendikbudristek ini memasuki gelaran kedua sejak pertama kali digulirkan pada 2022 silam.
Intur 2024 mengusung filosofi Subak, kearifan lokal masyarakat petani di Bali yang telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Nilai luhur pada subak menjadi landasan beragam program festival tahun ini dalam tema “Subak: Harmoni dengan Pencipta, Alam, dan Sesama’’.
Filosofi Subak sarat akan makna keseimbangan hubungan antara manusia dengan pencipta, sesama, dan alam. Konsep ini dikenal oleh masyarakat Hindu Bali sebagai falsafah Tri Hita Karana.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, mengatakan festival ini membawa semangat menyelami masa lalu, dalam hal ini warisan kearifan lokal, untuk masa kini dan masa depan. Semangat itu akan diekspresikan melalui beragam aktivasi dan juga program, dari film hingga pertunjukan seni.
Indonesia Bertutur diharapkan dapat mewujudkan gerakan dalam menggali pengetahuan warisan budaya Indonesia sejak masa prasejarah hingga abad ke-15, rentang yang masih belum sepenuhnya tercatat namun memiliki sumber pengetahuan yang kaya.
“Peran kebudayaan sangatlah penting. Warisan pengetahuan dari leluhur bangsa ini menjadi sumber daya yang luar biasa bagi kita memikirkan alternatif solusi bagi kondisi sekarang dan masa depan. Penyelenggaraan Mega Festival Indonesia Bertutur adalah upaya menggali serta mengomunikasikan warisan budaya tersebut,” ungkap Hilmar dalam keterangan resmi, Kamis (19/6).
Hilmar melanjutkan, dengan memanfaatkan ragam budaya dan teknologi yang akan ditampilkan pada Indonesia Bertutur, masyarakat Indonesia dapat melihat relevansi antara masa lalu dengan masa kini. Dari situ, manusia hari ini dapat memberi peran sehingga kebudayaan dapat terus menjadi sumber kehidupan di masa depan.
Intur 2024 akan dilaksanakan pada 7-18 Agustus 2024 dengan mengambil tempat di tiga lokasi di Bali, antara lain Batubulan, Ubud, dan Nusa Dua.
Festival tahun ini turut digerakkan oleh Direktur Artisik Melati Suryodarmo bersama Direktur Festival Taba Sanchabakhtiar. Ada pula Dian Sastrowardoyo yang terlibat sebagai ikon atau duta, di mana pemeran Jeng Yah Gadis Kretek itu akan ikut ambil bagian dalam sebuah film yang diproduksi dalam kerangka program intur.
Taba Sanchabakhtiar menjelaskan, festival Intur 2024 secara keseluruhan akan melibatkan lebih dari 900 pelaku budaya yang saling berkolaborasi, hingga terdapat 100 karya dalam beragam media yang akan dihadirkan.
Akan ada delapan program utama, antara lain Kathanaya yang menampilkan seni tutur yang mencakup nilai-nilai kearifan lokal serta sejarah panjang bangsa Indonesia, lalu Visaraloka sebagai program eksibisi expanded media dan seni pertunjukan.
Ada pula Ekayana dan Anarta yang berbentuk panggung untuk seni pertunjukan, Layarambha berbentuk seni gerak dan tari dalam bingkai sinematografi, serta Samaya Sastra yang merupakan ruang untuk program sastra dan pembacaan puisi.
Program lainnya yaitu Kiranamaya yang mengeksplorasi seni video mapping dan seni instalasi cahaya, kemudian Virama yang diperkenalkan sebagai panggung senja dengan pertunjukan hiburan dan musik.
“Masing-masing program mengajak kita mengeksplorasi lebih jauh beragam bentuk seni dan budaya yang merupakan hasil dari pengkaryaan para seniman yang terlibat,” papar Taba.
Selama 12 hari pelaksanaan, Indonesia Bertutur terbuka secara gratis untuk seluruh masyarakat di lokasi penyelenggaraan yang tersebar di Bali. Maha Wasundari, Seremoni dan Pertunjukan Pembukaan akan digelar di Lapangan Chandra Muka Batubulan pada 7 Agustus 2024.