c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

21 Februari 2025

09:04 WIB

Indonesia Berpotensi Jadi Pemasok Besar Fesyen Muslim Dunia

Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai negara yang mendominasi ekosistem fesyen muslim setelah Turki dan Malaysia.  

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Indonesia Berpotensi Jadi Pemasok Besar Fesyen Muslim Dunia</p>
<p>Indonesia Berpotensi Jadi Pemasok Besar Fesyen Muslim Dunia</p>

Gelaran Muslim Fashion Festival (MUFFEST+) 2025 ke-10 di Jakarta International Convention Center, Kamis (20/2/2025) (ANTARA/Fitra Ashari)

JAKARTA - Indonesia memiliki potensi besar menjadi pemasok fesyen muslim, baik dalam negeri maupun luar negeri. Berdasarkan data State of Global Islamic Economy Report tahun 2023-2024, Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai negara yang mendominasi ekosistem fesyen muslim setelah Turki dan Malaysia. 

"Indonesia sendiri memiliki potensi besar dalam memasok kebutuhan fesyen muslim baik pada pasar dalam negeri maupun luar negeri," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Reni Yanita dalam pembukaan MUFFEST+ 2025 di Jakarta, Kamis.

Meski menduduki peringkat ketiga mendominasi ekosistem fesyen muslim, namun, ekspor produk fesyen ke negara Organisation Islamic Cooperation pada tahun 2022, masih didominasi oleh negara China, Turki dan India.

"Jadi kita hanya mendominasi di ekosistemnya tetapi kita belum berhasil menjadi tiga besar untuk ekspornya. Ini juga jadi tantangan kita bersama bagaimana pasar dunia yang begitu besar ini bisa kita optimalkan," ujarnya.

Menurut dia, dengan adanya potensi pasar dan perkembangan industri fesyen muslim yang ada, Indonesia harus optimistis terus berkembang, baik di pasar domestik maupun global, salah satunya dengan mengaktualisasi melalui keikutsertaan pada ajang-ajang pameran. Melalui keikutsertaan dalam pameran, dapat menunjukkan kualitas dan potensi industri fesyen muslim di Indonesia, sekaligus memperkenalkan inovasi dan desain terkini kepada pasar global.

Lebih lanjut, dia mengajak kepada seluruh pelaku usaha fesyen muslim untuk terus mengembangkan produk yang dihasilkan sehingga dapat bersaing baik di pasar lokal maupun global, serta dapat bekerja sama dengan industri pakaian jadi dalam negeri.

"Jadi dengan tumbuhnya desainer-desainer muda, kemudian kita gabungkan dengan industri fesyen yang ada. Kemudian ikut di ajang-ajang pameran," ucapnya.

Reni Yanita menjelaskan, pasar ekonomi Islam di dunia memiliki peluang besar untuk tumbuh pada tahun mendatang. Berdasarkan data State of Global Islamic Economic Report tahun 2023-2024, pada tahun 2027 mendatang diprediksi pengeluaran konsumen terhadap 6 sektor komoditas dapat mencapai US$3,1 triliun, dibandingkan dengan 2 tahun yang lalu hanya US$2,29 triliun.

Adapun dari 6 sektor ekonomi Islam yang mencakup makanan, fesyen, media dan rekreasi, travel, farmasi, dan kosmetik, sektor fesyen muslim ini menempati posisi kedua tertinggi. Selain itu, konsumsi fesyen muslim di dunia juga diprediksi tumbuh, yang mana pada tahun 2027 mendatang diprediksi mencapai US$428 miliar.

"Jadi dari angka 3,1 triliun ini yang bisa diambil oleh fesyen muslim hampir 15% nya," ujarnya.

Menurut dia, potensi pasar produk halal di Indonesia juga sangat besar. Hal ini lantaran hampir 87 persen penduduk Indonesia beragama Islam dan masuk terbesar di dunia.

"Proyeksi konsumsi barang atau jasa halal di Indonesia pada tahun 2025 ini mencapai US$330,5 miliar dan sektor pakaian jadi menjadi sektor tertinggi kedua yang dikonsumsi pada pasar syariah Indonesia," jelasnya.



KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar