12 Juli 2023
11:16 WIB
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Sejumlah ilmuwan dari Department of Chemistry and Institute for Sustainability, University of Bath, Inggris menemukan cara untuk membuat dua obat penghilang rasa sakit yang paling umum di dunia, parasetamol dan ibuprofen, dari limbah industri terpentin.
Keberhasilan para ilmuwan tersebut menciptakan obat penghilang rasa sakit dari limbah industri itu, bermula dari sukses mereka mengembangkan metode untuk membuat berbagai prekursor farmasi dari β-pinene, atau komponen yang ditemukan dalam terpentin.
Untuk diketahui, bahwa secara luas selama ini banyak obat-obatan umum diproduksi menggunakan prekursor kimiawi yang berasal dari minyak mentah. Sehingga menghadirkan tantangan keberlanjutan yang cukup besar dalam isu lingkungan, di saat dunia menargetkan Net Zero.
“Model biorefinery (mengonversi bahan-bahan terbarukan) berbasis terpentin kami menggunakan produk sampingan limbah kimia dari industri kertas untuk menghasilkan spektrum bahan kimia berkelanjutan yang berharga, yang dapat digunakan dalam berbagai aplikasi mulai dari parfum hingga parasetamol," jelas Dr Josh Tibbetts, salah satu ilmuwan University of Bath yang terlibat dalam penemuan ini.
Alih-alih memasukkan bahan kimia ke dalam reaktor besar untuk membuat batch produk yang terpisah, metode ini menggunakan reaktor aliran kontinu, yang berarti produksi tidak terganggu dan lebih mudah untuk ditingkatkan.
Sementara proses dalam bentuknya saat ini, mungkin lebih mahal daripada menggunakan bahan baku berbahan dasar minyak, namun diyakini Josh, konsumen mungkin bersedia membayar harga yang sedikit lebih tinggi untuk obat-obatan yang lebih berkelanjutan yang sepenuhnya berasal dari tumbuhan.
Dikatakan Josh Tibbetts, menggunakan minyak untuk membuat obat-obatan jelas tidak berkelanjutan. Sebab bukan hanya berkontribusi terhadap peningkatan emisi CO₂, tetapi karena harga minyak juga sangat fluktuatif, bergantung pada stabilitas geopolitik negara.
"Alih-alih mengekstrak lebih banyak minyak dari tanah, kami ingin menggantinya di masa depan dengan model 'bio-refinery'," yakinnya.
Selain masalah minyak, penggunaan limbah dari industri kertas ini jelas akan mendukung upaya ramah lingkungan industri obat yang saat ini bahkan dalam sudut pandang tertentu bisa dikatakan lebih buruk dibanding industri otomotif, dalam mencemari lingkungan.
Sebuah studi tahun 2019 oleh The Conversation misalnya, mengungkapkan bahwa perusahaan obat menghasilkan lebih banyak ton karbon dioksida per juta dolar daripada industri otomotif. Di mana pasar farmasi dilaporkan 28% lebih kecil namun 13% lebih berpolusi daripada sektor otomotif (berdasarkan keadaan industri farmasi pada tahun 2015).
Selain berhasil mengubah β-pinene menjadi dua obat penghilang rasa sakit sehari-hari, parasetamol dan ibuprofen, yang diproduksi dalam skala 100.000 ton per tahun. Dalam laporannya, sejumlah ilmuwan dari Department of Chemistry and Institute for Sustainability, University of Bath itu juga telah berhasil menyintesis berbagai bahan kimia prekursor lainnya dari terpentin.
Termasuk 4-HAP (4-hidroksiasetofenon), yang merupakan prekursor obat termasuk beta-blocker dan obat pengisap asma, salbutamol, serta obat lain yang banyak digunakan untuk parfum dan dalam produk pembersih.