c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

17 Juli 2025

11:33 WIB

Ilmuwan Berhasil Tafsir Bahasa Lumba-lumba Langka

Para ilmuwan Australia berhasil menafsirkan suara-suara dari lumba-lumba Burrunan sebagai pola komunikasi antar mereka. Lumba-lumba Burrunan ini merupakan spesies yang sangat terancam punah.

<p>Ilmuwan Berhasil Tafsir Bahasa Lumba-lumba Langka</p>
<p>Ilmuwan Berhasil Tafsir Bahasa Lumba-lumba Langka</p>

Lumba-lumba liar melompat di gelombang laut. Shutterstock/dok

JAKARTA - Tim ilmuwan Australia berhasil menafsirkan bahasa lumba-lumba Burrunan yang digunakan dalam berkomunikasi dengan pola vokal dan suara yang unik. Lumba-lumba Burrunan ini merupakan spesies yang sangat terancam punah (critically endangered).

Menurut pernyataan Universitas Curtin dan Marine Mammal Foundation yang diterbitkan di situs Science Media Exchange, penemuan ini memberikan data yang sangat penting untuk membantu melindungi dan memantau spesies tersebut secara lebih efektif, demi mendukung upaya konservasi yang lebih luas.

Lumba-lumba Burrunan yang secara resmi diakui sebagai spesies tersendiri pada 2011, hanya ditemukan dalam dua populasi kecil yang menetap di Teluk Port Phillip dan Danau Gippsland, keduanya berada di Victoria, Australia. Kata para peneliti, jumlahya kurang dari 250 ekor.

Spesies ini terancam kritis akibat hilangnya habitat, polusi, lalu lintas kapal, dan keragaman genetik yang rendah. Para ilmuwan laut telah menyelesaikan analisis mendalam pertama mereka tentang komunikasi lumba-lumba Burrunan.

Mereka menafsirkan rekaman suara bawah air berdurasi 21 jam dari 2016 hingga 2023, dan mengidentifikasi lebih dari 12.900 vokalisasi unik, termasuk 3.400 siulan dan 9.500 suara denyut (burst-pulse).

Para peneliti, sebagaimana dikutip dari Antara, mengidentifikasi enam tipe siulan lumba-lumba Burrunan, dengan tipe "meninggi" (upsweep) dan "konveks" (convex) menjadi siulan yang paling sering digunakan.

Dari empat kategori suara burst-pulse, tipe "menggonggong" (bark) mendominasi, sedangkan "berdecit" (squeak), "berderak" (creak), dan "mengerang" (moan) juga digunakan dalam repertoar vokal mereka.

Studi itu mengungkap, kedua populasi memiliki panggilan yang serupa, namun faktor lingkungan menyebabkan lumba-lumba Burrunan di Teluk Port Phillip memiliki repertoar vokal yang lebih seragam dibandingkan dengan lumba-lumba Burrunan di Danau Gippsland.

Meneliti panggilan lumba-lumba Burrunan sangat penting untuk memantau dan melindungi indikator ekosistem ini, karena data akustik pasif memungkinkan pemantauan berkelanjutan ketika survei visual terbatas.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar