19 Agustus 2023
08:00 WIB
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA – Jika Malang punya rawon, maka Pemalang juga punya kuliner khas bernama nasi grombyang. Hampir serupa jika dilihat sekilas karena sama-sama menggunakan keluak yang memberikan warna hitam pada tampilannya, namun rawon dan nasi grombyang sebenarnya sangat berbeda.
Nasi grombyang adalah panganan tradisional yang biasanya disuguhkan dengan sebuah mangkuk berisikan nasi campur, dengan lauk daging berkuah yang kaya akan rempah.
Nama ‘grombyang’ berasal dari Bahasa Jawa yang artinya “bergoyang-goyang” dan dijuluki demikian lantaran dalam satu mangkuk, porsi kuah akan diberikan lebih banyak ketimbang nasi dan lauk isian. Sehingga saat diangkat atau dibawa, semangkuk nasi grombyang akan terlihat bergoyang-goyang.
Ketika dilihat dari dekat terlebih saat mencicipi secara langsung, jelas ada perbedaan besar antara nasi rawon dan nasi grombyang.
Pertama dalam hal penggunaan keluak. Berbeda dengan rawon yang menggunakan takaran keluak lebih banyak sehingga memiliki kuah hitam lebih pekat dan sedikit kental, penggunaan keluak pada nasi grombyang tidak sebanyak rawon sehingga teksturnya lebih encer.
Perbedaan kedua adalah bahan dasar daging yang digunakan, di mana rawon menggunakan daging sapi sedangkan nasi grombyang menggunakan daging kerbau.
Seperti yang diketahui, daging kerbau sendiri terbilang kurang umum digunakan sebagai bahan dasar masakan Indonesia lantaran teksturnya yang bisa menjadi alot dan keras, apabila kurang tepat dalam proses pengolahannya.
Pengolahan kaya rempah ala nasi grombyang
Karena dibutuhkan metode pengolahan yang tepat pula, nasi grombyang dibuat dengan berbagai macam jenis rempah. Selain untuk memberikan cita rasa gurih, rempah yang digunakan juga dapat membantu dalam melunakkan daging kerbau yang digunakan.
Ragam jenis rempah yang digunakan untuk memarinasi daging kerbau diketahui terdiri dari kemiri, kunyit, jahe, cabai rawit, serai, kelapa parut sangrai, daun jeruk, lengkuas, daun salam, bawang merah, bawang putih, gula merah, lada, pala, kluwek, tauco. Selain itu, digunakan pula tambahan buah nanas yang dapat membantu proses pelunakkan.
Saat sudah matang dengan tepat, tekstur daging kerbau yang alot akan berubah menjadi lembut, gurih, dan sama sekali tidak berbau.
Jika langsung mencicipi nasi grombyang di Pemalang, yang menjadi ciri khas dan tidak ditemukan di wilayah lain justru penggunaan daging kerbau. Di mana di kota atau tempat lain biasanya penggunaan daging digantikan oleh daging sapi.
Perbedaan ketiga antara rawon dan nasi grombyang adalah lauk atau komponen pendamping yang disertakan. Rawon umumnya dinikmati dengan taburan kecambah dan telur asin, sementara nasi grombyang lebih sederhana dengan hanya dilengkapi potongan daun bawang dan taburan bawang merah goreng.
Jika ingin mencicipi nasi grombyang bercita rasa asli di Pemalang, Anda bisa mengunjungi salah satu warung nasi yang tenar, yakni Warung Nasi Grombyang H. Warso di Jl. R.E. Martadinata yang buka setiap hari mulai pukul 09.00-22.00 WIB. Satu mangkuk nasi grombyang bisa dinikmati dengan harga Rp14.000. Selain itu tersedia pula pilihan makanan pendamping berupa aneka sate yang dijual seharga Rp7.000 per tusuknya.