12 Desember 2024
12:51 WIB
Ibu Hamil Dengan Lupus Aktif Berisiko Pada Janin Dan Bayi
Seorang wanita hamil yang dalam kondisi lupus aktif sangat berisiko pada perkembangan janin dan bayi yang dilahirkan. Pada ibu bisa mengalami gangguan irama jantung dan kekentalan darah.
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi wanita hamil. Freepik
JAKARTA - Seorang wanita dengan lupus aktif sangat disarankan untuk tidak hamil, pasalnya memiliki risiko pada kesehatan selama masa kehamilan, janin hingga bayi saat lahir.
Karenanya, dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi klinik Universitas Indonesia, Prof. Heru Sundaru mengatakan, bagi wanita yang ingin hamil, sebaiknya mengobati lupusnya hingga mereda atau remisi setidaknya enam bulan sebelum rencana kehamilan.
"Sebaiknya penderita lupus paling tidak enam bulan bebas atau gejalanya ringan sekali, jadi jangan hamil manakala lupus aktif," kata Prof. Heru.
Lupus sendiri adalah penyakit autoimun kronis, di mana sistem imun menyerang tubuh. Dirinya mengatakan, 85-90% wanita muda pada usia reproduksi 15-45 tahun rentan mengalami risiko lupus atau sebanyak. Selain faktor hormon wanita, ada juga faktor genetik atau turunan dari riwayat keluarga yang juga menderita penyakit autoimun.
Pada wanita yang memiliki lupus aktif, kehamilan akan membuat gejala lupusnya semakin berat. Selain itu, pengobatan lupus juga akan mengganggu perkembangan janin dan bayi yang dilahirkan dari ibu dengan lupus aktif akan mengalami gangguan irama jantung karena antibodi ibu menyerang bayi.
“Kemudian ada juga lupus itu disertai penyakit anti-phospholipid syndrome, yaitu menjadi kekentalan darah dimana disini ada riwayat keguguran yang berulang-ulang, biasanya di bawah tiga bulan, atau bayinya tidak berkembang,” katanya.
Ia menjelaskan phospolipid sindrom atau kekentalan darah akan menyebabkan aliran darah ke janin dari ibu terganggu sehingga janin tidak dapat suplai makanan. Akibatnya bayi bisa tidak hidup atau keguguran, bahkan jika usia kandungan 3 atau 4 bulan lebih perkembangan bayinya akan kecil atau bayi mati di dalam kandungan.
“Lupus tidak menyebabkan masalah kesuburan tapi berpengaruh langsung ke bayi,” tambahnya.
Ia mengatakan ibu yang ingin hamil dalam kondisi lupus harus memastikan lupus mereda atau tidak aktif agar perkembangan janin dan kesehatan ibu terjaga dengan mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter. Hindari juga risiko penyebab gejala lupus meningkat seperti paparan sinar matahari atau olahraga terlalu berat agar tidak terjadi kelelahan berat.