11 Agustus 2022
18:08 WIB
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Marvel Cinematic Universe (MCU) saat ini tengah memasuki Phase 4 dengan proyek Multiverse Saganya. Sederet film-film mendatang telah diumumkan, akan menambah antusiasme penggemar dalam mengikuti kompleksitas universe para pahlawan super MCU.
Namun, sebelum itu, Marvel menyuguhkan sajian yang segar dan jauh lebih sederhana dari proyek-proyek MCU selama ini. Sebuah serial animasi pendek, “I Am Groot” yang resmi dirilis kemarin, Rabu (10/8) di Disney+.
Kehadiran serial ini menjadi penyegar di tengah kerumitan multiverse MCU yang cenderung berat dan melelahkan. Tak ada perang, tak ada misteri ataupun teori-teori rumit tentang semesta Marvel yang harus dipecahkan. Hanya baby Groot yang lucu dan menggemaskan, dalam petualangan masa kanak-kanaknya menuju masa remaja yang penuh hal-hal konyol.
Terdiri dari lima episode pendek yang dirilis bersamaan di Disney+, yaitu “Groot’s First Step”, “Groot Takes A Bath”, “Groot’s Pursuit”, “Magnum Opus ” dan “Magnum Opus”. Serial ini mengisahkan petualangan baru baby Groot bersama makhluk-makhluk kecil lain di sekitarnya, termasuk Rocket, sobat kental Groot.
Kisahnya dimulai dengan Groot kecil yang akhirnya memiliki kaki dan kini sudah bisa berpetualang dengan lincah. Ia kemudian berkelana, bertemu dengan banyak makhluk-makhluk kecil yang hidup di sekitarnya.
Keasyikan menonton serial ini tentu saja datang dari melihat tingkah baby Groot yang lucu. Ia berkenalan dengan banyak makhluk kecil, kadang melakukan aksi yang memicu kemarahan makhluk-makhluk lain di sekitarnya.
Dalam serial ini, Groot (disuarakan oleh Vin Diesel) adalah seorang “bocah” yang gemar melakukan banyak hal, melakukan beragam eksplorasi. Kadang, ia bereksperimen dengan daun-daun, berendam di lumpur, ataupun berjingkrak-jingkrak ketika berhadapan dengan sesuatu yang menyenangkan hatinya.
Pendeknya, serial ini benar-benar murni ingin menghadirkan hiburan yang cocok ditonton penggemar dari semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Terlebih, tak banyak dialog dihadirkan di dalam episode-episodenya, karena lebih menonjolkan petualangan seru Groot kecil.
Serial ini tentunya sama sekali tidak berkaitan dengan film-film atau serial Marvel lainnya. Meski baby Groot di sini tak lain adalah reinkarnasi atau keturunan dari Groot, alien bertubuh kayu yang menjadi anggota Guardians dalam film “Guardians of the Galaxy” tahun 2014, dan telah sempat diperlihatkan juga dalam film kedua di tahun 2017 silam.
Namun, secara cerita, “I Am Groot” tidak berkaitan sama sekali. Jadi, penonton tidak perlu berumit-rumit untuk menikmati petualangannya, apalagi harus mencari-cari teori untuk memprediksi masa depan karakter di dalamnya.
“I Am Groot” disutradarai oleh Kirsten Lepore dan diproduseri oleh Kevin Feige serta James Gunn. Serial ini benar-benar ringan, baik secara cerita maupun durasi yang harus dihabiskan untuk menikmatinya. Masing-masing episodenya hanya berdurasi sekitar empat menit, sehingga penggemar bisa menonton keseluruhannya hanya dalam sekali duduk.
Sebelumnya, James Gunn sendiri telah menegaskan melalui media sosialnya bahwa kehadiran serial ini dimaksudkan sebagai cerita tersendiri, yang tidak berkaitan dengan kisah para Guardians. Meski memang secara timeline, serial ini berlatar waktu pasca “Guardian of the Galaxy 2”, di mana Groot yang sudah mati di film pertamanya, tumbuh kembali dalam rupa baby Groot yang menggemaskan.
“Mereka animasi pendek jadi tidak menjadi bagian penting dari saga ‘The Guardian’,” kata Gunn di cuitan Twitter-nya.