c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

08 November 2023

17:59 WIB

Horor "Sijjin" Padukan Latar Islam Turki Dan Indonesia

Sijjin membawa premis cerita yang cukup populer, yaitu cinta yang tak sampai dan berujung pada praktik ilmu hitam sebagai jalan keluarnya.

Penulis: Andesta Herli Wijaya

Editor: Rendi Widodo

Horor "Sijjin" Padukan Latar Islam Turki Dan Indonesia
Horor "Sijjin" Padukan Latar Islam Turki Dan Indonesia
Konferensi pers film Sijjin di Epicentrum XXI, Jakarta, Selasa (7/11). Dok. Validnews/Andesta

JAKARTA - Rapi Films segera merilis film horor terbaru, Sijjin. Adaptasi dari film horor populer Turki ini akan tayang di bioskop tanah air besok, 9 November 2023.

Disutradarai Hadrah Daeng Ratu dan ditulis oleh Lele Laila, Sijjin membawa dunia horor Turki ke tanah air dengan berbagai penyesuaian dan pengembangannya. Adaptasi Sijjin dilakukan dengan tanpa mengurangi kekuatan horor dan cerita dari film box office Turki tersebut.

Penulis Lele Laila mengatakan, faktor kedekatan latar budaya Islam di Turki dengan Indonesia menjadikan proyek adaptasi ini tak terlalu sulit dilakukan.

Menurutnya, Sijjin versi Indonesia hanya menyesuaikan atau memberi penambahan di beberapa bagian agar cerita film ini bisa lebih diterima masyarakat Indonesia.

“Tantangannya adalah ceritanya sudah bagus nggak mungkin kalau diindonesiakan jadi lebih buruk, ‘kan? Jadi kita analisis ulang, mana bagian yang sudah baik sekali, tidak kita hilangkan, yang tidak jelas secara logika kita tambahin logikanya,” ungkap Laila dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (7/11).

Sijjin membawa premis cerita yang cukup populer, yaitu cinta yang tak sampai dan berujung pada praktik ilmu hitam sebagai jalan keluarnya. Irma (diperankan Anggika Bolsterli) jatuh cinta pada Galang (Ibrahim Risyad), sepupunya yang telah memiliki istri, perempuan bernama Sofia (Niken Anjani).

Cinta yang tak tersampaikan membuat Irama memilih jalan santet bagi keluarga Galang.  Tapi tak disangka, santet itu juga menjadi bumerang, mengancam nyawa Irma sendiri.

Kisah itu dalam versi aslinya digambarkan dalam konteks masyarakat muslim Turki. Laila membawa konteks muslim Turki ke Banten yang merupakan domisilinya sendiri. Menurut Laila, Banten memiliki kultur yang mirip terkait agama dan horor ilmu gaib, baik ‘putih’ maupun yang ‘hitam’.

“Ini mayoritas muslim, mungkin orang muslim dekat dengan cerita ini, aku juga di Banten, cukup dekatlah bahwa ada ilmu hitam ilmu putih. Akhirnya yang kita sesuaikan adalah hal-hal seperti itu,” terangnya.

Sutradara Hadrah Daeng Ratu menambahkan, Sijjin adalah proyek adaptasi yang menantang mengingat kebesaran film tersebut di negara asalnya. Namun, Hadrah memastikan versi adaptasi ini bisa memberikan suguhan yang segar, dan juga dekat bagi masyarakat Indonesia.

“Tantangannya yang pasti karena film ini cukup familiar buat pecinta horor dan box office juga di sana, tantangannya tentu kita ingin bikin sesuatu yang lebih menantang dan mengerikan lagi. Nggak sekadar apa yang disajikan di film aslinya, kita ngasih sesuatu yang berbeda lebih dekat juga dengan penonton Indonesia,” tutur Hadrah.

Sijjin merupakan salah satu film horor terlaris di Turki yang popularitasnya membuat film ini dirilis hingga enam jilid. Kesuksesan Sijjin juga sampai ke mancanegara, termasuk Indonesia, di mana pada 2019 silam film Sijjin 6 ditayangkan di bioskop nasional.

Di Turki, Sijjin pertama kali rilis tahun 2014, kemudian berlanjut ke beberapa film di tahun-tahun selanjutnya, sampai film keenam di tahun 2019.

Rapi Films yang bekerjasama dengan Sky Media dan Legacy Pictures kali ini mengadaptasi film Sijjin jilid pertama. Menurut produser Sunil Samtani, tak menutup kemungkinan proyek adaptasi ini akan berlanjut ke film-film sekuel Sijjin nantinya.

Untuk mengadaptasi ini kita ngobrol sama produsernya Sijjin, dan mereka setuju di-remake asal struktur ceritanya nggak dibongkar. Ya, Sijjin 2, 3, 4, mudah-mudahan juga nanti bisa kita lanjutkan,” ucap Sunil.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar