31 Desember 2021
16:33 WIB
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Mereka yang telah menjalani tindakan transfer embrio atau dalam kehamilan (akibat transfer embrio) tidak disarankan melakukan aktivitas seksual terlebih dulu.
"Meski tidak terbukti secara ilmiah bahwa hubungan intim menjadi kontraindikasi pasca tindakan transfer embrio atau dalam kehamilan, kontraksi rahim akibat orgasme bisa menjadi hal yang mengkhawatirkan," ujar dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi dr. Aida Riyanti, Sp.OG-KFER, M.RepSc. dikutip dari Antara, Jumat (31/12).
Oleh karena itu, Aida mengatakan, aktivitas seksual yang terkait dengan penetrasi penis ke dalam vagina sebaiknya tidak dilakukan dulu selama masa kehamilan.
Lalu bagaimana dengan olahraga, apakah juga tak disarankan?
Menurutnya, pasien program transfer embrio atau salah satu tahap dalam program bayi tabung ini direkomendasikan untuk menjalani gaya hidup sehari-hari seperti biasa selama periode tunggu setelah tindakan.
Meskipun demikian, olahraga dengan intensitas tinggi seperti aerobik, atau berlari sebaiknya tidak dilakukan hingga mendapatkan konfirmasi kehamilan klinis.
"Lebih baik, pilih olahraga dengan intensitas rendah seperti jalan kaki, yoga, dan meditasi dengan durasi 30 menit per hari," kata dia.
Lebih lanjut, ada sejumlah hal yang pasti harus dihindari sama sekali selama periode tunggu ini, yakni merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
Aida mengatakan, setelah transfer embrio, rokok dan alkohol dapat memberikan efek yang sangat merugikan pada perkembangan calon bayi.
Disebutkan bahwa setelah embrio transfer, dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi akan meresepkan obat-obatan penunjang untuk meningkatkan kemungkinan embrio untuk terimplantasi atau menempel.
"Lanjutkan pengobatan suportif seperti yang diinstruksikan oleh dokter," demikian kata dia.