14 Februari 2023
21:00 WIB
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Komunitas Salihara kembali menghadirkan pertunjukkan rutinnya Helateater di 2023 untuk menyapa para penikmat seni di Tanah Air mulai 18 Februari mendatang dengan tema besar "Teater Objek".
Tema tersebut merupakan sebuah gagasan yang mengedepankan pertunjukan dengan memanfaatkan objek seperti wayang, boneka, hingga benda sehari-hari sebagai jantung utama penampilannya.
Penampil dari pertunjukan Helateater 2023 dipilih dari para seniman yang telah mengirimkan konsep dan gagasan terkait pertunjukannya kepada Teater Komunitas Salihara.
“Merujuk pada tema Helateater 2023, kami memutuskan untuk memilih empat karya yang dinilai paling menjanjikan keberhasilan sebuah pentas teater berbasis objek seturut konsep karya masing-masing dalam Helateater 2023," kata Kurator Teater Komunitas Salihara Hendromasto Prasetyo dikutip dari Antara, Selasa (14/2).
Lewat undangan terbuka bagi para seniman muda, Kurator Teater Komunitas Salihara menjatuhkan pilihan pada empat penampil.
Mereka adalah Flying Ballons Puppet dari Yogyakarta, SEKAT Studio dari Bekasi, Wayang Suket Indonesia dari Tuban, Jawa Timur, serta Institute Tingang Borneo Theater dari Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
"Empat karya itu menawarkan pertunjukan yang kuat pada cerita dan berbeda satu sama lain. Juga, memiliki ansambel permainan objek yang rapi dan terukur,” tim kurator Komunitas Salihara mengungkap alasan terpilihnya para penampil tersebut.
Keempat kelompok seniman tersebut akan meramaikan Teater dan Galeri Salihara mulai 18 Februari hingga 5 Maret 2023.
Acara Helateater akan ditutup oleh penampilan spesial dari Papermoon Puppet Theatre asal Yogyakarta yang sudah melakukan banyak sekali pertunjukan di tingkat nasional maupun mancanegara.
Untuk SEKAT Studio akan memainkan pertunjukan bertajuk "Identikit" mengisahkan seorang seniman yang mencoba menembus kerinduan kepada kekasihnya melalui permainan jalangkung, yang pada beberapa tempat di Indonesia dipercaya sebagai ritus penghubung dunia manusia dengan dunia arwah.
Di dalamnya pemanggung akan menghadirkan serangkaian objek, mulai dari topeng, boneka, aktor, bayangan hingga instrumen musik.
Lalu untuk penampil Wayang Suket Indonesia bakal menghadirkan pertunjukan bertajuk "Bandung Bondowoso".
Pentas ini memberi watak baru kepada Bandung Bondowoso sebagai lelaki baik dan bertanggung jawab terhadap pilihannya dengan membangun seribu candi untuk Roro Jonggrang hanya dalam semalam.
Pementasan menampilkan wayang suket (wayang yang terbuat dari rumput) dengan teknik teatrikal dan permainan bayangan, serta imbuhan elemen tari, musik dan seni rupa.
Lalu untuk Institute Tingang Borneo Theater mereka hendak membawakan pentas bernama "Himba".
Mereka mementaskan pertunjukan menggunakan boneka yang dikolaborasikan dengan permainan bayangan, topeng khas suku Dayak dan pantomim.
Dengan tema pelestarian hutan dan ketegangan kepentingan antara adat dan industri perkebunan, antara kakek penjaga hutan keramat dan anak muda yang ambisius, kisah ini mengantarkan kita kepada permainan boneka yang kolaboratif.