c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

07 November 2025

10:58 WIB

Hati-hati, Penderita Diabetes Jangan Sembarangan Pedicure

Pedicure merupakan prosedur perawatan kaki yang umum dilakukan, tapi diingatkan kepada para penderita diabetes agar berhati-hati. Pasalnya kaki diabetes punya risiko besar. 

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Hati-hati, Penderita Diabetes Jangan Sembarangan <em>Pedicure</em></p>
<p>Hati-hati, Penderita Diabetes Jangan Sembarangan <em>Pedicure</em></p>

Ilustrasi pedicure. Foto: Freepik. 

JAKARTA - Pedicure dikenal sebagai salah satu bentuk perawatan kecantikan kaki yang umum dilakukan, mulai dari merendam dan menghaluskan kulit, membersihkan kutikula, hingga memotong dan mempercantik kuku. Bagi banyak orang, pedicure menjadi rutinitas relaksasi dan cara menjaga kebersihan kaki. 

Namun bagi penyandang diabetes, prosedur ini perlu dilakukan dengan sangat hati-hati, bahkan sebaiknya di bawah pengawasan tenaga medis. Pasalnya, kondisi kaki pada penderita diabetes berbeda dengan orang sehat. 

Kadar gula darah yang tinggi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan saraf (neuropati) dan menurunkan aliran darah ke kaki, sehingga kaki menjadi lebih mudah terluka dan sulit sembuh. Luka kecil yang bagi orang sehat mungkin sepele, bisa berkembang menjadi infeksi serius pada penyandang diabetes. 

Jika tidak dirawat dengan benar, luka dapat membusuk (gangren) dan menyebar ke jaringan sekitarnya, bahkan berujung pada amputasi. 

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Eka Hospital BSD, dr. Jimmy Tandradynata menjelaskan, perawatan kaki bagi penyandang diabetes sebaiknya tidak disamakan dengan pedicure untuk tujuan kecantikan. 

"Orang harus mengerti bahwa penanganan untuk diabetes itu berbeda dengan pedicure biasa. Menggunting kuku, misalnya, tidak boleh sampai mentok atau terlalu pendek," ujar dr. Jimmy di Tangerang, Kamis (6/11).

Potong Kuku Penderita Diabetes

Ia menambahkan, potongan kuku sebaiknya lurus, bukan melengkung, karena jika melengkung terlalu dalam, jaringan di bawah kuku bisa lecet dan menimbulkan luka. Kebiasaan dalam pedicure konvensional seperti membersihkan kutikula hingga habis pun tidak disarankan. 

"Kutikula sebaiknya dibiarkan, karena bagian itu berfungsi sebagai pelindung alami dari infeksi. Jika dibersihkan terlalu dalam, bakteri atau jamur bisa lebih mudah masuk,” ucapnya.

Bagi penyandang diabetes, pemotongan kuku sebaiknya tidak dilakukan sendiri, terutama tanpa pengawasan tenaga profesional. Kondisi kaki penderita diabetes sangat rentan terhadap luka, sehingga tindakan sekecil apa pun perlu dilakukan dengan hati-hati. 

Idealnya, perawatan kuku dilakukan oleh tenaga medis atau perawat terlatih yang memahami risiko luka pada penderita diabetes. Mereka umumnya tersedia di klinik diabetes atau rumah sakit dan tahu cara memotong kuku dengan aman tanpa melukai jaringan di sekitarnya.

Jika terdapat masalah khusus, seperti kuku yang tebal, tumbuh ke dalam, atau adanya luka di sekitar kuku, sebaiknya konsultasikan langsung dengan dokter. Namun, jika memang harus dilakukan di rumah, dr. Jimmy menyarankan agar penyandang diabetes tidak melakukannya sendirian. 

"Mintalah bantuan anggota keluarga yang sudah memahami caranya dengan benar. Kuku sebaiknya dipotong secara lurus, tidak terlalu pendek, dan hindari membentuk lengkungan dalam. Gunakan alat potong kuku yang bersih dan steril, lalu periksa kembali apakah ada luka, kemerahan, atau iritasi setelahnya," paparnya.

Luka Kecil Berisiko Besar

Yang paling penting, penderita diabetes tidak disarankan melakukan pedicure di salon umum, karena alat yang digunakan belum tentu steril dan terapisnya mungkin tidak memahami kondisi kaki penderita diabetes. Luka kecil yang terjadi saat pedicure bisa berisiko besar, karena proses penyembuhan pada penderita diabetes cenderung lebih lama dan mudah terinfeksi.

Selain itu, dr. Jimmy menekankan pentingnya pemeriksaan kaki secara rutin. Pemeriksaan ini bisa dilakukan sendiri di rumah dengan bantuan cermin agar seluruh bagian kaki, termasuk sela-sela jari, dapat terlihat dengan jelas. 

"Kalau ditemukan luka, lecet, kemerahan, atau pembengkakan sekecil apa pun, sebaiknya segera konsultasi ke dokter agar bisa ditangani sejak awal,” ungkapnya.

Ia juga mengingatkan agar kaki selalu dijaga kebersihannya, tetap kering namun tidak kering berlebihan, serta menggunakan alas kaki yang nyaman. Hindari berjalan tanpa alas kaki, terutama di tempat lembap atau berbatu, untuk mencegah luka yang tidak disadari.

"Perawatan kaki pada penyandang diabetes sebenarnya sangat penting dan bisa tetap dilakukan, asalkan dilakukan dengan cara yang benar dan aman. Jadi, bukan berarti tidak boleh pedicure sama sekali, tapi pastikan dilakukan oleh tenaga profesional yang memahami kondisi kaki diabetes dan tahu batas aman dalam merawatnya," jelasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar