27 September 2025
13:32 WIB
Hati-hati, Nyeri Kaki Bisa Jadi Pertanda Sakit Jantung
Umumnya gejala penyakit jantung dirasakan di bagian dada, tapi ternyata nyeri kaki juga bisa jadi pertanda penyakit jantung tersembunyi.
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi nyeri pada kaki. Shutterstock/jittawit21
JAKARTA - Nyeri pada kaki disebabkan karena berbagai hal, dari terlalu lama berdiri, kesalahan penggunaan sepatu kelemahan otot, hingga radang sendi. Tapi perlu waspada, pasalnya keluhan itu bisa jadi pertanda penyakit jantung atau dikenal dengan Peripheral Arterial Disease (PAD).
"Banyak orang mengira nyeri tersebut disebabkan oleh artritis pada pinggul, pergelangan kaki, atau telapak kaki. Akibatnya, kondisi ini sering tidak terdiagnosis. Jenis yang paling umum adalah PAD pada tungkai bawah, di mana aliran darah ke kaki berkurang,” kata dokter spesialis jantung intervensi di Apollo Spectra Hospital, Chennai, Dr. Palani Kannan, sebagaimana dilansir HindustanTimes.
Biasanya, gejala penyakit jantung muncul di dada, rahang, atau ketidaknyamanan lengan, dengan kata lain, di bagian torso, sehingga sulit untuk menghubungkannya dengan bagian tubuh bawah.
Dirinya menjelaskan, Peripheral Arterial Disease (PAD) dikenal sebagai penyakit pembuluh darah perifer, adalah kondisi umum yang ditandai dengan akumulasi plak lemak yang membatasi atau mengurangi suplai darah ke otot-otot kaki.
"Kondisi itu menyebabkan nyeri pada paha atau betis (intermittent claudication) yang cenderung hilang setelah beberapa saat dalam banyak kasus, biasanya setelah beristirahat," tutur dia.
Dokter Palani menyampaikan, terdapat gejala peripheral Arterial Disease (PAD), termasuk nyeri kaki saat berjalan (mereda dengan istirahat), kulit mengkilap atau rambut rontok di kaki, kelemahan atau mati rasa di kaki, pertumbuhan kuku yang lambat dan rapuh, serta perubahan warna kulit.
Sejumlah kelompok faktor risiko, lanjut Palani, mengalami kondisi tersebut di antaranya orang yang memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, obesitas, usia lebih 50 tahun.
"Orang yang memilikii riwayat keluarga penyakit jantung yang sebelumnya didiagnosis, peningkatan kadar homosistein, merokok yang membuat rentan, serta individu dengan kebiasaan gaya hidup yang buruk," tutur dia dikutip dari Antara.
Lebih lanjut, dia menyarankan kiat yang bisa dilakukan sebagai langkah pencegahan Peripheral Arterial Disease (PAD), yakni berhenti merokok karena tembakau sangat merusak arteri, pantau tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah secara rutin agar tetap dalam batas normal.
Kemudian, pentingnya menjaga berat badan ideal dan hindari obesitas, kurangi konsumsi makanan berlemak jenuh, dan terapkan pola makan sehat dengan bahan seperti buncis, kangkung, jagung, alpukat, biji chia, almond, dan lentil untuk meningkatkan aliran darah, serta kelola stres dengan baik dan pastikan tidur cukup setiap hari.
"Kesadaran yang lebih besar dan tindakan tepat waktu dapat menyelamatkan tidak hanya anggota badan, tetapi juga nyawa," ujar Palani.