c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

07 Juli 2025

20:50 WIB

Hal-Hal Yang Perlu Dilakukan Jika Mobil Listrik Terbakar Di Jalan

Meskipun mobil listrik dikenal ramah lingkungan serta telah teruji keamanan baterainya, risiko kebakaran tetap bisa saja terjadi saat naas, layaknya mobil konvensional atau berbahan bakar minyak.

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p>Hal-Hal Yang Perlu Dilakukan Jika Mobil Listrik Terbakar Di Jalan</p>
<p>Hal-Hal Yang Perlu Dilakukan Jika Mobil Listrik Terbakar Di Jalan</p>

Kolase foto - Mobil listrik Wuling Air EV terbakar di Bandung, Sabtu (5/7/2025). Sumber foto: ANTARA/TikTok/@viranurzahra17.

 JAKARTA - Insiden terbakarnya mobil listrik Wuling Air EV di kawasan Soekarno-Hatta, Bandung, baru-baru ini menarik perhatian luas di media sosial. Berdasarkan unggahan video yang beredar, tampak mobil itu terbakar di tengah hujan yang mengguyur, sementara pemilik mobil listrik kecil tersebut tampak kebingungan melihat asap yang mengepul di area kap depan mobilnya.

Insiden kebakaran ini sempat viral dan menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan mobil listrik. Meskipun mobil listrik dikenal efisien dan ramah lingkungan serta telah teruji keamanan baterainya, risiko kebakaran tetap bisa saja terjadi saat nahas, layaknya mobil konvensional atau berbahan bakar minyak karena banyaknya pemicu sebuah kendaraan dapat terbakar.

Nah, sebagai langkah antisipasi, bila insiden ini terjadi di jalan, pengendara dan penumpang sebaiknya memahami hal-hal mendasar terkait penanganan awal kebakaran pada mobil listrik.

Seperti dijelaskan Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung Yannes Martinus Pasaribu, ada beberapa langkah krusial yang harus dilakukan agar kejadian seperti itu tak sampai menimbulkan kerugian lebih besar, apalagi sampai menelan korban jiwa.

"Jika mobil listrik yang dipakai terbakar sekecil apa pun di tengah jalan, segera hentikan kendaraan di lokasi aman dan matikan sistem kelistrikan. Keluar dari kendaraan bersama semua penumpang tanpa mengambil barang bawaan. Tinggalkan kendaraan secepat mungkin," ungkap Yannes, dilansir dari Antara, Senin (7/7).

Setelah keluar dari kendaraan, segera menjauh minimal 15 meter untuk menghindari paparan panas ekstrem. Kondisi itu bisa melepaskan asap beracun seperti seperti karbon monoksida, hidrogen fluorin, hidrogen sianida, litium, nikel, kobalt (pada jenis baterai tertentu) dan bahan kimia berbahaya lain yang dapat merusak paru-paru dan organ lain, atau potensi ledakan akibat thermal runaway.

"Jaga jarak aman karena api bisa menyebar cepat dan baterai LFP (baterai dari litium besi fosfat) atau NMC (baterai berbahan dasar Nikel Mangan Kobalt) tetap berisiko thermal runaway meski api tampak padam," imbuh Yannes.

Thermal runaway pada baterai adalah suatu kondisi di mana terjadi peningkatan suhu yang tidak terkendali di dalam sel baterai, yang dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan.

"Segera hubungi dan informasikan layanan darurat dan pastikan informasi bahwa ini adalah kendaraan listrik agar penanganan sesuai prosedur khusus EV," kata Yannes.

Baca juga: Mewah Dan Lebih Murah, SUV Xiaomi YU7 Jadi Pesaing Kuat Tesla Model Y

Yannes juga mengingatkan agar tidak mencoba memadamkan api sendiri, apalagi menggunakan air biasa yang bisa menyebabkan sengatan listrik. Alat pemadam api ringan (APAR) khusus mobil listrik memang masih relatif mahal, namun bisa memperlambat penyebaran api di fase awal dan memberi waktu untuk evakuasi.

"Harga APAR khusus mobil listrik lumayan mahal tapi harganya sebanding dengan fungsinya untuk menghadapi risiko spesifik tahap awal kebakaran EV, setidaknya dapat sedikit memperlambat sebaran, bukan memadamkannya," ujar Yannes.

"Menyediakan APAR di EV setidaknya dapat meningkatkan peluang keselamatan dalam situasi darurat," ia menambahkan


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar