09 Mei 2025
12:12 WIB
Gunakan Material Daur Ulang, Galaxy S25 Raih "Design for Recycling"
Samsung Galaxy S25 meraih penghargaan Design for Recycling® dari desain produk yang lebih banyak menggunakan material daur ulang.
Penulis: Arief Tirtana
Samsung S25 raih penghargaan Design for Recycling. Sumber foto: Samsung
JAKARTA - Selain menghadirkan teknologi terkini, deretan smartphone terbaru yang diluncurkan mulai memperhatikan isu keberlanjutan dalam pengembangannya. Tak terkecuali yang dilakukan Samsung pada smartphone flagship terbarunya Galaxy S25. Lewat desain ramah lingkungannya, mendapatkan penghargaan Design for Recycling®.
Design for Recycling® merupakan penghargaan tertinggi atas kepemimpinan dalam desain produk berkelanjutan, yang diberikan oleh Recycled Materials Association (ReMA). ReMA merupakan organisasi industri terkemuka yang mendedikasikan dirinya untuk memajukan daur ulang dan inovasi sirkular.
Penghargaan ini diberikan kepada Samsung, karena berhasil memperluas penggunaan material daur ulang dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam secara efisien pada deretan smartphone Galaxy S25.
"Samsung telah menunjukkan kepemimpinan sejati dengan menerapkan prinsip desain untuk daur ulang dalam setiap tahap pengembangan Galaxy S25. Penggunaan berbagai material daur ulang ini menunjukkan komitmen yang nyata untuk merancang produk sehari-hari dengan inovasi dan tanggung jawab lingkungan," kata President of the Recycled Materials Association (ReMA), Robin Wiener.
Dalam pengembangan smartphone Galaxy S25, Samsung telah memperhatikan nilai keberlanjutan dalam sejumlah aspek. Misalnya pada bagian baterai, di mana S25 menjadi perangkat Galaxy pertama yang menggunakan kobalt daur ulang, yang diperoleh melalui sistem Circular Battery Supply Chain terbaru dari Samsung sendiri. Penggunaan kobalt daur ulang ini menjadi krusial, sebab kobalt adalah material penting dalam sebuah baterai.
Pada sistem yang dilakukan Samsung, mereka memulihkan kobalt yang telah terbuang selama proses manufaktur, kemudian membantu penggunaan kembali material berharga tersebut sehingga mengurangi ketergantungan pada kobalt hasil pertambangan baru.
Galaxy S25 menjadi tonggak penting dalam perjalanan kami untuk memperkuat prinsip sirkularitas dalam produk dan operasional kami, yang menggabungkan inovasi mutakhir dan tanggung jawab terhadap planet ini. Kami akan terus memperluas upaya untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang," yakin VP and Head of the Sustainability Management Office, Mobile eXperience (MX) Business, Samsung Electronics, Daniel Araujo.
Selain pada bagian baterai, Galaxy S25 menggunakan delapan jenis material daur ulang dalam komponennya. Termasuk aluminium, beberapa unsur tanah seperti neodymium, dan baja.
Di smartphone S25 ini, Samsung untuk pertama kalinya juga menggunakan material daur ulang pada rangka armor aluminum. Sehingga setiap komponen eksternal Galaxy S25 dipastikan mengandung setidaknya satu material daur ulang.
Bukan cuma pada bagian smartphone, kotak kemasan seri Galaxy S25 juga terbuat dari 100% kertas daur ulang, dan dipastikan tidak menggunakan plastik sekali pakai. "Samsung berkomitmen untuk menerapkan prinsip keberlanjutan di seluruh siklus hidup produk-produk kami, mulai dari proses desain, penggunaan, hingga pembuangan,” kata Daniel Araujo.
Pada produk yang sudah digunakan, ketika nanti mengalami kerusakan, Samsung juga mendukung kemampuan perbaikan mandiri oleh pengguna, melalui program Self-Repair. Dengan begitu, smartphone S25 tak langsung dibuang atau digantikan, sehingga memperpanjang masa pakai produk dan mengurangi limbah elektronik.
Di luar penghargaan Design for Recycling® dari ReMA yang proses penganugerahannya akan dilakukan pada 14 Mei di ReMA Convention di San Diego, California mendatang, seluruh inisiatif keberlanjutan pada Galaxy S25 ini dilakukan Samsung untuk mendukung tujuan keberlanjutan jangka panjang mereka.
Termasuk juga bagian dari upaya transisi ke 100% energi terbarukan untuk semua operasional DX global pada tahun 2027, serta mengintegrasikan setidaknya satu material daur ulang di setiap modul dari semua produk mobile pada 2030 mendatang. Upaya ini dilakukan dengan terus berinvestasi pada material ramah lingkungan yang inovatif tanpa mengorbankan kekuatan, estetika, maupun daya tahan.