16 Juli 2025
12:44 WIB
Gula Tambahan Tingkatkan Risiko Demensia
Kebiasaan mengonsumsi gula tambahan berisiko meningkatkan demensia. Studi bahkan menyebut, 2,5 sendok teh gula meningkatkan risiko demensia 1,4%.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi permen. Freepik
JAKARTA - Penyakit alzheimer merupakan bentuk paling umum dari demensia, berkontribusi pada 60-70% kasus demensia.
Penderita alzheimer berarti hidup dengan gangguan progresif yang menyebabkan sel-sel otak mengalami degenerasi dan kematian. Kondisi ini mengakibatkan penurunan daya ingat, kemampuan berpikir, dan kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari.
Faktor yang memengaruhi risiko demensia mencakup penuaan, genetika, dan gaya hidup. Pilihan gaya hidup tertentu, termasuk di antaranya pilihan makanan, dapat membantu menurunkan risiko penurunan kognitif akibat demensia.
Menurut pakar nutrisi kesehatan otak, Maggie Moon, seperti dilansir Eatingwell, makanan yang baik untuk kesehatan otak antara lain blueberry liar yang kaya antioksidan, salad sayuran yang kaya vitamin B, salmon yang mengandung asam lemak antiinflamasi, kacang hitam yang kaya serat, serta kenari, sumber terbaik omega-3 ALA nabati di antara kacang-kacangan.
Meskipun tidak ada makanan yang dapat menyebabkan demensia, permen dengan kandungan gula tambahan tinggi, berada di puncak daftar makanan yang harus dibatasi konsumsinya demi kesehatan otak.
Moon menyampaikan, menurut sebuah studi, mengonsumsi terlalu banyak gula tambahan dapat meningkatkan risiko demensia sampai lebih dari dua kali lipat.
"Itu termasuk gula tambahan dari permen, serta makanan manis lainnya seperti kue kering, minuman manis dari kafe, dan soda," katanya, dikutip dari Antara.
Ahli gizi Laura M.Ali, mengatakan bahwa diet yang secara konsisten memiliki kadar gula tambahan tinggi dapat meningkatkan penumpukan plak amiloid pada otak.
"Plak ini mengganggu sistem komunikasi di otak kita, dan para ilmuwan telah menemukan bahwa orang dengan penyakit Alzheimer cenderung memiliki lebih banyak plak ini," katanya.
Ali juga mengutip satu studi yang mendapati bahwa setiap 10 gram gula tambahan (setara dengan sekitar 2,5 sendok teh gula) yang dikonsumsi per hari berkaitan dengan peningkatan risiko Alzheimer sebesar 1,3-1,4%.
Mereka yang mengonsumsi gula tambahan harian tertinggi memiliki peluang 19% lebih tinggi mengalami Alzheimer, menurut hasil penelitian tersebut.
Aktivitas Fisik dan Berhenti Merokok
Selain membatasi asupan gula tambahan, hal lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko demensia yakni berolahraga dan melakukan latihan ketahanan, berhenti merokok, dan bersosialisasi untuk mempertahankan fungsi otak tetap baik seiring dengan bertambahnya usia.
Orang dengan penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi dan diabetes dianjurkan menangani masalah kesehatan mereka dengan baik. Di samping itu, baik pula menyertakan makanan yang menyehatkan otak dalam pola makan.
Diet yang mencakup biji-bijian utuh, kacang-kacangan, beri, sayuran, dan minyak zaitun menurut penelitian dapat membantu mendukung kesehatan otak.
Moon menyampaikan, diet yang membatasi makanan tinggi lemak jenuh dan gula tambahan baik untuk kesehatan otak, karena keduanya terkait dengan stres oksidatif, peradangan, serta plak dan kekusutan otak yang terkait dengan penyakit Alzheimer.