c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

12 Agustus 2024

15:13 WIB

Giant’s Table, Suguhan Interaktif CCOTBBAT Di Panggung SIPFest 2024

Kelompok teater visual asal Korea Selatan, CCOTBBAT membawakan teater Giant’s Table, sebuah seni pertunjukan yang memadukan seni peran dan seni rupa, di pekan kedua SIPFest 2024.  

Penulis: Andesta Herli Wijaya

Editor: Satrio Wicaksono

<p><em>Giant&rsquo;s Table</em>, Suguhan Interaktif CCOTBBAT Di Panggung SIPFest 2024 </p>
<p><em>Giant&rsquo;s Table</em>, Suguhan Interaktif CCOTBBAT Di Panggung SIPFest 2024 </p>

Cuplikan pertunjukan teater “Giant’s Table” oleh CCOTBBAT di Galeri Salihara, Jakarta, Minggu (11/8). Dok: Validnews/ Andesta.

JAKARTA – Pekan kedua, Salihara International Performing-Arts Festival (SIPFest) 2024 menyuguhkan sederet pertunjukan seni menarik. Salah satunya adalah teater Giant’s Table dari CCOTBBAT, kelompok teater visual asal Korea Selatan.

Giant’s Table menyajikan eksplorasi baru teater yang memadukan praktik seni peran dengan seni rupa. Aktor panggung bersama-sama dengan seniman rupa menciptakan pertunjukan berbasis visual nan interaktif.

Si pelukis memegang kendali pertunjukan dengan membentuk gambar atau pola-pola, yang kemudian disorot dengan teknologi proyeksi visual ke layar panggung. Sebentuk meja yang mula-mula kecil kemudian menjadi meja raksasa, menjadi latar bagi sang aktor bermain di atas panggung.

Goresan atau lukisan-lukisan yang muncul di layar menjadi semacam properti atau set latar bagi aktor. Aktor atau tokoh dalam dunia cerita berinteraksi dengan pola-pola, mulai dari lingkaran yang direspon sebagai bola basket, kotak yang menjadi tong sampah hingga jendela, dan sebagainya.

Menariknya, Giant’s Table menyuguhkan cerita keseharian, bukanya permainan panggung eksperimental semata. Si tokoh adalah seorang suami dan juga ayah, yang kesehariannya berada dalam rutinitas pekerjaan kantoran yang memusingkan, sumber segala stres dan mimpi buruk dalam tidurnya.

Pelukis, yang duduk di hadapan panggung, terus menggambar, seperti ‘sang pengendali’ yang menentukan apa yang terjadi dan harus dihadapi oleh aktor. Si aktor berangkat ke kantor terburu-buru, menaiki bus, terseok-seok di antara keramaian, lalu bekerja hingga sore atau mungkin malam. Kemudian pelukis kembali menggambar bus, si tokoh pulang dengan keadaan lesu dan lelah.

Rutinitas melelahkan itu sesekali diselingi dengan adegan-adegan surealis, semisal si tokoh berada di taman dengan bunga-bunga, berada di alam bebas dengan api unggun dan bintang-bintang, atau berdansa dengan boneka kecil yang menjadi besar karena sorot proyeksi.

Pertunjukan Giant’s Table berlangsung dalam beberapa babak. Sepanjang itu, CCOTBBAT memberikan suguhan yang hidup. Hampir satu jam antusiasme penonton tetap terjaga, berkat permainan aktor yang ciamik, juga nuansa jenaka yang muncul dalam banyak bagian.

Pertunjukan yang sedari awal terasa impresif, menjadi kian hangat ketika di babak terakhir sang aktor mengajak penonton bergabung ke panggung, menciptakan pertunjukan sederhana bersama-sama. Mulai-mula seorang penonton anak, merespon bentuk lingkaran dari si pelukis, menjadikannya sebagai bola.

Di bagian selanjutnya, sekelompok penonton bergabung untuk bermain. Dengan gambar bus, sang aktor menjadi supir yang membawa sekelompok penonton bertualang ke sabana dan kawasan padang luas, mungkin di Afrika, di mana mereka menemukan berbagai jenis binatang liar di sepanjang perjalanan.

Giant’s Table dipentaskan dua hari di SIPFest 2024, bertempat di Galeri Salihara, komplek Salihara Arts Center, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada akhir pekan lalu, 10 dan 11 Agustus. Karya ini menjadi salah satu suguhan di pekan kedua SIPFest 2024.

Karya pertunjukan lainnya yang ditampilkan di pekan kedua SIPFest 2024 termasuk pertunjukan musik “Made to Believe” oleh kolektif Love IS (Jason Mountario, Kelvin Andreas, sri Hanuraga dan Rainer James. Karya ini menyuguhkan eksplorasi musik jazz lewat sederet komposisi yang dibuat khusus untuk helatan SIPFest. Penampilan Love Is pada 10 dan 11 Agustus di Teater Salihara sekaligus jadi sesi rekaman untuk produksi album Made to Believe.

Pertunjukan lainnya yaitu “Eternity Glimpse Into A Secret Garden” oleh Ensemble Studio C, grup musik asal Malaysia. Tampil di Salihara pada 7 dan 8 Agustus, grup ini memainkan serangkaian komposisi dari komposer Asia.

SIPFest 2024 dibuka sejak 3 Agustus lalu dan masih akan berlangsung hingga akhir bulan ini dengan ragam pertunjukan dari seniman dari Indonesia dan mancanegara. Para penampil mendatang di antaranya Pentas Ceramah oleh Landung Simatupang, pertunjukan musik oleh Gamelan Salukat, pertunjukan tari dari Annastasya Verina & Megatruh Banyu Mili, hingga teater oleh Teater Koma.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar