15 September 2025
14:16 WIB
GEOCROWN, Konsep Listrik Panas Bumi Dari Mahasiswa ITB
GEOCROWN dikenalkan sebagai sebuah konsep yang diharap dapat menjadi solusi elektrivikasi di daerah dari sumber panas bumi.
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Satrio Wicaksono
Tim ThinkTank ITB menerima penghargaan Juara 1 Einstein Great Event #6 di Universitas Jember, Kamis (10/7/2025). Foto: Tim ThinkTank ITB.
JAKARTA - Berada di kawasan ring of fire atau cincin api Pasifik, menjadikan Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan geothermal atau energi panas bumi sebagai salah satu sumber listrik.
Namun seperti diketahui, pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) berpotensi menghadirkan dampak lingkungan berbahaya bagi masyarakat sekitar. Mulai dari risiko pencemaran gas beracun (H₂S, CO₂, CH₄), potensi pencemaran air tanah, penurunan permukaan tanah (subsiden), hingga risiko gempa bumi mikro.
Dari situ, Tim ThinkTank Institut Teknologi Bandung (ITB) menginsiaisi sebuah konsep sistem penyedia energi listrik bersih berbasis panas bumi dangkal (shallow geothermal energy) yang dinamakan GEOCROWN 1.0 atau Geothermal Crown System.
Berbeda dari pembangkit panas bumi konvensional yang membutuhkan pengeboran dalam dan biaya tinggi, GEOCROWN memanfaatkan panas alami dari permukaan bumi. Panas tersebut ditangkap melalui struktur berbentuk kubah, lalu diubah menjadi listrik melalui proses konversi termal yang efisien.
Desainnya memungkinkan sistem ini dioperasikan di daerah-daerah terpencil tanpa merusak lingkungan. Selain itu, GEOCROWN juga membawa keunggulan yang terletak pada perpaduan teknologi dan pemberdayaan masyarakat.
Sistem ini dilengkapi sensor berbasis Internet of Things (IoT) untuk memantau suhu, tekanan, dan gas secara real-time guna memastikan kinerja tetap optimal dan aman. Dengan konsep arsitektur modular, membuatnya mudah dirakit dan direplikasi oleh komunitas lokal sesuai kebutuhan wilayah.
GEOCROWN mengusung prinsip zero emission, karena tidak melalui proses pengeboran tanah dalam pengembangannya, sehingga proses konversi energi berlangsung tanpa menghasilkan limbah atau emisi berbahaya.
Sebaliknya, GEOCROWN justru menghadirkan manfaat ekonomi dengan menerapkan sistem carbon token sebagai bentuk insentif bagi masyarakat yang berperan aktif dalam pengelolaan energi. Hal ini dilakukan demi memperkuat keterlibatan warga dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
Meski masih sebatas konsep, inovasi yang dirancang oleh Fikri Dwi Novianto (Meteorologi 2024), Syahrul Muharam (Teknik Geodesi dan Geomatika 2024), dan Nizwah Rahmania (Teknik Geodesi dan Geomatika 2024) ini telah mendapatkan pengakuan sebagai Juara 1 dan Best Presentation dalam Lomba Esai Nasional Einstein Great Event #6 yang diselenggarakan UKM Einstein Fakultas Teknik, Universitas Jember, bulan Juli lalu.
"Inovasi yang baik tidak hanya soal teknologi canggih, tetapi bagaimana solusi itu bisa diterapkan langsung dan membawa dampak nyata," ujar Fikri, dikutip dari laman ITS.