c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

15 Juli 2025

19:34 WIB

Gejala Autoimun Myasthenia Gravis Kerap Disalahartikan

Myasthenia Gravis (MG) merupakan autoimun yang ditandai dengan kelemahan otot berfluktuasi. Gejalanya sering disalahartikan, dari kelopak mata turun, suara sengau sampai kesulitan menelan. 

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

<p>Gejala Autoimun Myasthenia Gravis Kerap Disalahartikan</p>
<p>Gejala Autoimun Myasthenia Gravis Kerap Disalahartikan</p>

Ilustrasi Penderita Penyakit autoimun. Shutterstock/Peakstock

JAKARTA - Myasthenia Gravis (MG) adalah penyakit autoimun neuromuskular kronis yang ditandai dengan kelemahan otot yang berfluktuasi. Gejalanya seperti kelopak mata turun, penglihatan ganda, suara sengau hingga kesulitan menelan.

Sayangnya, kondisi dan gejala tersebut sering kali disalahartikan sebagai kelelahan biasa atau stres. Padahal keterlambatan diagnosis, dapat menurunkan kualitas hidup secara drastis dan meningkatkan risiko komplikasi fatal berupa krisis miastenik atau gagal napas.

Dokter Spesialis Saraf RSCM, dr. Ahmad Yanuar Safri mengungkapkan, penyakit Myasthenia Gravis bisa menyebabkan penurunan produktivitas hingga kematian. Karenanya, dibutuhkan pengobatan yang tepat.

"Selain dapat menyebabkan kematian, penyakit ini juga menurunkan produktivitas kerja, membatasi aktivitas sosial, dan pada akhirnya menimbulkan dampak ekonomi dan sosial bagi pasien, keluarga, dan sistem kesehatan," ujar dr. Yanuar.

Pasien MG, kata dia, memerlukan pengobatan yang tepat, konsisten, dan terjangkau untuk dapat mempertahankan kualitas hidup yang optimal. Dengan demikian, menurutnya ketersediaan dan akses pengobatan menjadi hal yang penting.

Sementara itu, Dokter Spesialis Saraf RS Brawijaya Saharjo, dr. Zicky Yombana mengatakan, masyarakat masih kerap mengabaikan gejala kelopak mata yang sering turun atau suara yang tiba-tiba sengau dan menganggapnya sebagai kelelahan karena bekerja.

Di era digital ini, lanjutnya, banyak yang terjebak dalam 'Jebakan Dr. Google', mencoba mendiagnosis diri sendiri dan menunda konsultasi medis yang krusial.

"Sebagai dokter sekaligus pasien, saya tahu persis betapa pentingnya diagnosis dini. Jika Anda merasakan kelemahan otot yang hilang timbul, segera berkonsultasi dengan dokter saraf. Itulah kunci untuk mencegah komplikasi berbahaya seperti krisis miastenik dan memungkinkan untuk kembali hidup secara produktif,” katanya.

Presiden Direktur Menarini Indonesia, Idham Hamzah, mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi meningkatkan kesadaran terhadap penyakit Myasthenia Gravis (MG), sebagai langkah mengurangi terlambat dan diagnosis serta keberlanjutan terapi yang tepat.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar