c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

13 Juli 2025

13:13 WIB

 GBN 2025 Angkat Batik Merawit Cirebon 

Gelar Batik Nusantara (GBN) 2025 digelar sebagai upaya melestarikan warisan budaya dunia. Kali ini yang disorot adalah Batik Merawit Cirebon, teknik membatik sebagai simbol keterampilan turun-menurun.

<p>&nbsp;GBN 2025 Angkat Batik Merawit Cirebon&nbsp;</p>
<p>&nbsp;GBN 2025 Angkat Batik Merawit Cirebon&nbsp;</p>

Seorang perajin memperagakan proses membatik Merawit di Jakarta, Rabu (17/7/2025) (ANTARA/Muzdaffar Fauzan)

JAKARTA - Gelar Batik Nusantara (GBN) kembali digelar, sebagai upaya mengingatkan batik sebagai identitas bangsa. GBN 2025 kali ini mengajak generasi muda untuk melestarikan batik sekaligus memacu industri wastra domestik.

Ketua Pelaksana GBN 2025, Gita Ratna Gilangkencana menyampaikan, gelaran ini akan berlangsung pada 30 Juli hingga 3 Agustus 2025 di Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan. Acara ini terbuka untuk umum dan menjadi ajang apresiasi serta promosi kekayaan batik nusantara kepada seluruh lapisan masyarakat.

"GBN 2025 mengajak masyarakat untuk memandang batik bukan sekadar warisan budaya, tetapi juga sebagai bagian dari gaya hidup masa kini yang dinamis, penuh makna, dan layak dilestarikan," ujarnya, dikutip dari Antara.

Sebagai acara dua tahunan, tahun ini GBN kembali hadir dengan konsep yang memadukan nilai tradisi dan sentuhan modern melalui pameran serta pertunjukan yang interaktif, imersif, dan inklusi terutama menyasar generasi muda.

GBN 2025 secara khusus mengangkat Batik Merawit dari Cirebon, sebuah teknik membatik khas yang dikenal melalui pola garis halus dan detail yang memerlukan ketelitian tinggi.

Teknik ini menjadi simbol keterampilan turun-temurun dan telah diakui secara resmi melalui penetapan Indikasi Geografis (IndiGeo) pada 4 November 2024.

"Ini adalah bentuk komitmen kami untuk tidak hanya merayakan warisan, tetapi juga mendorong legitimasi dan pengakuan terhadap batik sebagai bagian dari masa depan," ujar Gita.

Selain itu, sebagai wujud komitmen dalam menjaga dan mengembangkan nilai-nilai budaya, khususnya batik, YBI yang telah diakui oleh UNESCO melalui akreditasi warisan budaya tak benda nomor 90487 terus melestarikan, melindungi, serta memasyarakatkan batik nasional sebagai warisan seni yang bernilai tinggi dan identitas nyata bangsa Indonesia.

YBI juga secara aktif memberdayakan komunitas batik melalui inovasi dan pemberian apresiasi. Berdasarkan Direktori Sentra BPS tahun 2020, pelaku industri batik di Indonesia berjumlah sekitar 5.946 industri dan 200 sentra IKM yang tersebar di 11 provinsi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar