Garin Nugroho Pentaskan Cine-Concert Samsara Di Yogyakarta Dan Jakarta

JAKARTA - Garin Nugroho akan menyuguhkan karya terbarunya, Samsara di Yogyakarta dan Jakarta. Karya ini akan disajikan dalam versi utama, dalam format cine-concert bagi publik pada Desember mendatang.

Pertunjukan cine-concert Samsara di Yogyakarta akan berlangsung pada 5 Desember di Gelanggang Inovasi Kreativitas. Sementara pertunjukan di Jakarta berlangsung pada 13-15 Desember di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki.

Didukung Bhakti Budaya Djarum Foundation, gelaran Samsara mendatang memberi kesempatan para pecinta sinema untuk menjadi kalangan yang menikmati karya tersebut paling pertama. Film bisu hitam putih dengan paduan musik langsung ini relatif belum didistribusikan secara luas, selain sudah pernah ditampilkan di Singapura dan Bali belum lama ini.

Karya ini juga telah diumumkan akan menjadi pembuka Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2024, namun dalam format sinema, bukan cine-concert.

Produser Gita Fara mengatakan, pertunjukan Samsara di Yogyakarta dan Jakarta menjadi momen bagi karya ini bertemu lebih dulu dengan publik tanah air. Setelah itu, Gita dan Garin Nugroho akan memboyong karya yang masuk nominasi Piala Citra Festival Film Indonesia ini ke berbagai negara dalam rangkaian tur internasional.

"Jakarta kami pilih karena, selain menjadi salah satu pusat kesenian di Indonesia, permintaan untuk menghadirkan Cine-Concert Samsara di sana sangat besar. Sementara itu, Yogyakarta dipilih bertepatan dengan penyelenggaraan Jogja-NETPAC Asian Film Festival, di mana film Samsara akan menjadi pembuka festival, dan Cine-Concert-nya di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas," ungkap Gita dalam pernyataan tertulis, Sabtu (16/11).

Samsara dibintangi aktor Ario Bayu dan penari keturunan Indonesia- Australia, Juliet Widyasari Burnett dengan iringan paduan musik gamelan Bali dan musik elektronik. Garin lewat karya ini menawarkan pengalaman baru yang bisa memperkaya referensi sinematik sekaligus memperluas kemungkinan apresiasi publik.

Garin berharap Samsara yang berbeda dengan bentuk film-film pada umumnya, tetap bisa diapresiasi oleh banyak orang, hingga kemudian memicu diskusi dan dialog yang baru.

“Oleh karena itu, Samsara perlu untuk dipentaskan di Yogyakarta dan Jakarta agar tercipta banyak diskusi-diskusi dan dialog-dialog yang baru. Samsara berarti terlahir kembali, jika Anda tidak menonton Samsara, maka Anda tidak akan merasakan terlahir kembali,” ujar Garin.

Samsara mengambil setting tempat di Bali di tahun 30-an, bercerita tentang seorang pria dari keluarga miskin yang ditolak lamarannya oleh orang tua kaya dari perempuan yang dicintainya. Dia melakukan perjanjian gaib dengan Raja Monyet dan melakukan ritual gelap untuk mendapatkan kekayaan.

Namun, dalam prosesnya, ritual tersebut justru mengutuk istri dan anaknya hingga menderita. Samsara menampilkan banyak elemen pertunjukan tradisional Bali seperti orkestra gamelan, tari tradisional, topeng, dan wayang yang dipadukan dengan musik elektronik digital serta tari dan topeng kontemporer.

Pertunjukan musik Gamelan Bali dibawakan oleh Wayan Sudirana, seorang komposer musik dan etnomusikolog lulusan University of British Columbia, Kanada. Selain itu, musik elektronik digital dibawakan oleh grup musik Gabber Modus Operandi.

Tiket cine-concert Samsara dapat diakses melalui Tiket.com dengan harga penjualan normal mulai dari Rp275 ribu untuk pertunjukan di Yogyakarta, dan Rp375 ribu di Jakarta.