05 Desember 2024
09:08 WIB
G-Algae, Phototank Mikroalga Untuk Hasilkan Udara Bersih
Produk ini dikembangkan sebagai wujud komitmen Sivitas Akademika ITB dalam menghadapi berbagai tantangan global melalui inovasi berkelanjutan.
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Rendi Widodo
G-Algae yang mampu menghasilkan udara bersih dari mikroalga. Dok. ITB
JAKARTA - Tim dosen ITB dari bersama mitra industri PT Inovasi Hijau Indonesia (Greenlabs) mengembangkan phototank mikroalga 4-in-1 dengan merk “G-Algae”, sebuah produk yang bisa menyerap karbon dioksida dan memproduksi oksigen.
Produk ini dikembangkan sebagai wujud komitmen Sivitas Akademika ITB dalam menghadapi berbagai tantangan global melalui inovasi berkelanjutan. Di mana G-Algae dikembangkan sebagai produk yang memiliki empat fungsi, yaitu untuk membantu mengurangi emisi karbon dioksida (CO2), menghasilkan oksigen (O2) dan biomassa melalui proses fotosintesis, memonitor kualitas udara, sekaligus menjadi elemen estetika interior.
Pengembangan G-Algae berawal dari penelitian mikroalga yang telah berlangsung hampir dua dekade yang dipelopori oleh pakar biokimia mikroalga ITB Prof. Zeily Nurachman.
Bersama tim yang terdiri dari Rindia Maharani Putri, Alfredo Kono, Yanti Rachmayanti, dan Dr. Eng. Sari Dewi Kurniasih Indrawan, kemudian mengarahkan penelitian ke arah aplikasi produk komersial, dengan fokus utama pada penyerapan karbon di lahan terbatas, seperti kawasan industri.
G-Algae bisa digunakan sebagai solusi untuk menyerap emisi karbon di tengah keterbatasan ruang untuk penanaman pohon. Seperti saat ini, unit G-Algae berbentuk reaktor tubular telah diinstalasi di kawasan industri PT Zeus Kimiatama Indonesia (Zekindo) di Cikarang.
Proyek ini pada dasarnya memang bertujuan menciptakan alternatif penyerapan karbon dioksida (CO2) melalui mikroalga. Sebab mikroalga dikenal sebagai organisme fotosintetik yang mampu menyerap karbon dioksida dengan efisiensi yang cukup tinggi.
Mikroalga sendiri telah dikenal memiliki mekanisme bernama carbon concentrating mechanism (CCM) yang lebih efisien dalam mengonsentrasikan karbon dioksida dibandingkan tanaman darat. Di mana satu unit fototank mikroalga berkapasitas 200 liter saja, diperkirakan mampu menyerap karbon setara dengan enam pohon tingkat tinggi.
Produk ini didesain untuk dapat digunakan sebagai elemen interior, seperti partisi ruangan, lemari, atau rak dengan tambahan fitur-fitur modern seperti layar informasi kualitas udara di ruangan dan kaca transparan.
G-Algae juga dilengkapi sensor untuk memantau kualitas udara dengan membaca kadar CO2 yang diserap dan O2 yang dihasilkan mikroalga.
Meskipun teknologi ini masih dalam tahap pengembangan, tim dosen berharap dapat terus mengoptimalkan sensor tersebut di masa depan, dengan melibatkan kolaborasi dari disiplin ilmu dari program studi lain di ITB.
Selain itu, biomassa yang dihasilkan dari mikroalga ini juga memiliki potensi besar untuk diolah menjadi produk turunan, seperti biofuel, pigmen klorofil, dan biomaterial, yang mendukung konsep ekonomi sirkular.
Keberhasilan pengembangan G-Algae ini dinilai mampu menunjukkan bahwa inovasi berbasis riset dapat memberikan solusi konkret untuk masalah global, seperti perubahan iklim, sekaligus mendukung penciptaan produk yang memiliki nilai komersial.