30 September 2021
21:00 WIB
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tahun ini kembali menggelar Anti Corruption Film Festival (ACFFest). Festival ini telah bergulir sejak 1 September lalu dan masih berlanjut hingga akhir Oktober mendatang.
Tahun ini merupakan tahun ke-7 penyelenggaraan Acffest oleh KPK. Hal itu menunjukkan masih relevannya media film bagi KPK untuk menyebarluaskan gagasan-gagasan anti korupsi kepada masyarakat.
Spesialis Kampanye Antikorupsi KPK, Soraya Sri Anggarawati mengatakan, film merupakan salah-satu media yang masih sangat efektif untuk edukasi antikorupsi. Terlebih di era pandemi saat ini, di mana kehidupan semakin terikat dengan teknologi digital, maka film menjadi salah-satu konten digital yang paling banyak diakses masyarakat.
“Menurut kami film masih menjadi media sosialisasi dan edukasi anti korupsi yang efektif. Itu juga kenapa kami menyelenggarakannya sampai ke-7, enggak banyak loh program KPK yang sampai ke tujuh tahun,” ungkap Soraya dalam sesi webinar ACFFest yang digelar daring, Kamis (30/9).
Ia melanjutkan, tema anti korupsi memiliki ruang lingkup yang luas. Sehingga, para sineas bisa mengeksplorasi berbagai cerita untuk diangkat ke dalam film. Katanya, banyak cerita-cerita yang dekat dengan kehidupan sehari-hari yang bisa diangkat sebagai media edukasi terkait antikorupsi.
Karena itu, film bisa memberikan banyak sekali pelajaran ataupun perspektif baru kepada masyarakat dengan cara yang menyenangkan. Dan yang lebih penting lagi, pelajaran itu bisa diterima oleh masyarakat karena kisah-kisah yang diangkat sineas umumnya unik dan relevan dengan keseharian masyarakat.
“ACFFest ini bisa meng-capture keadaan sehari-hari yang orang mungkin enggak terbayang ‘oh ini ternyata salah satu bentuk korupsi,’” jelasnya.
Menurut Soraya, jumlah film yang mengikuti kompetisi ACFFest terus bertambah dari tahun ke tahun. Hal itu menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat, terutama dari generasi muda yang ingin terlibat dalam kampanye antikorupsi. Selain itu, beberapa film pemenang ACFFest menurutnya juga sukses menjaring penontonnya, bahkan bisa ditonton jutaan orang.
Karena itulah, Soraya optimis bahwa film bisa sangat efektif untuk dijadikan penggenjot gerakan antikorupsi di Indonesia. Ia mengatakan film-film yang berhasil dikurasi melalui ACFFest nantinya akan terus didorong agar distribusinya semakin luas dan masif.
“Kita kini lebih fokus lagi ke media digital. Nanti, kontennya teman-teman peserta akan menjadi media edukasi KPK, edukasi melalui film-film teman-teman ini terkait dengan apa sih sebenarnya antikorupsi itu,” jelas Soraya.
“Jadi konten edukasinya itu nggak Cuma dalam didiamin saja, kita juga bikinkan jadi iklan digital, kemudian kita kolaborasi sama influencer, jadi film teman-teman ini banyak ditonton oleh masyarakat,” imbuhnya.
ACFFest 2021 mengusung tema “Bangkit, Beraksi dan Berkreasi”. Festival tahun ini mengusung dua kompetisi utama, yaitu Kompetisi Proposal Ide Cerita Film Pendek dan Kompetisi Film Pendek & TikTok.
Kompetisi yang pertama sudah ditutup per hari ini, 30 september. Namun, kategori kompetisi kedua masih akan dibuka hingga 31 Oktober mendatang. Informasi lebih lengkap seputar ACFFest 2021 dapat disimak di laman resmi KPK.