14 Maret 2025
14:12 WIB
Film Jumbo Libatkan 400 Kreator Lokal, Tanda Potensi Animasi Nasional
Dari sisi produksi, film Jumbo melibatkan lebih dari 400 kreator lokal, talenta dari penjuru Indonesia di bidang industri animasi.
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Sesi konferensi pers film Jumbo di Epicentrum XXI, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (13/3)/ Dok: Validnews/ Andesta.
JAKARTA – Film animasi Jumbo menjadi ‘oase’ di tengah minimnya tontonan anak, khususnya animasi di layar lebar Indonesia. Karya dari Visinema Studios ini bakal tayang di momen Lebaran 2025.
Jumbo karya sutradara Ryan Adriandhy agaknya menjadi salah satu rilisan terpenting tahun ini, baik bagi Visinema maupun bagi ekosistem perfilman nasional. Banyak hal tercermin dari film ini, mulai ihwal kekayaan cerita hingga pertumbuhan kreator lokal di industri animasi tanah air.
Sorotan pertama yang mesti diberikan bagi Jumbo adalah pada sisi produksi, di mana Visinema melibatkan lebih dari 400 kreator lokal, talenta dari penjuru Indonesia di bidang industri animasi. Film ini adalah hasil kerja para animator terbaik, yang melibatkan banyak studio independen yang selama ini menggerakkan industri konten animasi Indonesia.
Sutradara, Ryan Adriandhy mengatakan, 400 lebih kreator lokal dilibatkan dalam proses produksi Jumbo yang secara keseluruhan memakan waktu lima tahun.
"Jumlah 400 lebih itu tersebar di Indonesia, dan mereka terdiri dari animator, engineers, desainer, musisi, komposer. Tentunya kita dari Visinema Studios yang bikin cerita dan semua karakternya, kemudian kita bekerja sama dengan banyak sekali studio independen untuk proses produksinya,” ungkap Ryan dalam sesi konferensi pers di Jakarta, baru-baru ini.
Ryan melanjutkan, Jumbo menjadi bukti potensi industri animasi Indonesia hari ini. Lewat proses produksinya, tercermin kekuatan karya talenta-talenta lokal di industri animasi, bidang yang selama ini masih belum menjadi arus utama di perfilman nasional. Talenta untuk industri ini menurutnya sangat kaya, baik untuk mengisi ranah teknis produksi maupun di ranah kreator atau penciptaan cerita.
Melanjutkan, produser sekaligus Chief of Content Officer Visinema Studios, Anggia Kharisma mengatakan, industri animasi Indonesia berpotensi tumbuh ke depannya. Dia berharap Jumbo bisa menjadi pemicu lahirnya banyak proyek film animasi lokal ke depannya.
Pihaknya percaya, animasi Indonesia hari ini bisa bersaing di kancah global. Dalam semangat itu pula, pihaknya kini tengah menjajal peluang penayangan Jumbo di banyak negara. Sejauh ini, Visinema Studios telah mengkonfirmasi setidaknya 17 negara yang akan menayangkan film Jumbo.
"Kami memerlukan dulukungan banyak orang, dengan semakin banyak dukungan banyak orang untuk menikmati karya kami, maka semakin terbuka lebar kesempatan untuk banyak sekali local talent bisa berkembang lebih banyak lagi,” ucap Anggia.
"Karena kami percaya dukungan dari banyak orang itu akan lebih membuka lagi ruang bagi industri animasi menjadi lebih baik lagi," tandasnya.
Cerita yang Hangat dan Penuh Makna
Sebagai film animasi, Jumbo menjanjikan sajan visual yang ciamik, tak kalah dari film-film animasi Amerika. Setidaknya, merujuk klaim para kreator yang menyebut produksi film ini mengedepankan standar internasional dalam berbagai aspek.
Namun yang tak kalah menarik adalah cerita yang dibawa oleh film Jumbo. Cerita dikembangkan Ryan Adriandhy bersama Widya Arifianti yang sebelumnya menulis naskah film Home Sweet Loan (2024). Menurut kedua penulis ini, cerita film Jumbo dikembangkan dari pengalaman dan ingatan-ingatan masa kecil banyak orang, tentang dunia kanak-kanak yang penuh rasa petualangan. Pengalaman-pengalaman itu dituliskan kembali, dikembangkan sedemikian rupa dengan mengedepankan perspektif yang lebih universal.
“Cerita ini awal mula dikembangkan waktu pandemi. Justru awal mulanya cerita ini seperti menjadi playground buat kita. Kita menggali segala pengalaman personal dari diri kita,” ucap Widya.
Jumbo menceritakan tentang seorang anak bernama Don yang mengalami luka dalam hidupnya. Dia kehilangan orang tuanya, dan di sisi lain, dalam kesehariannya dia pun menjadi anak yang seringkali diremehkan oleh anak-anak lain seusianya.
Perjalanan Don dibuat begitu positif sekaligus menginspirasi, menempakan rasa sedih dan luka sebagai pendorong karakter itu untuk bertumbuh. Don bertekad untuk membuktikan diri dengan tampil dalam sebuah pertunjukan sandiwara panggung. Don mengembangkan ceritanya sendiri, berdasarkan dari buku dongeng peninggalan ibunya.
Namun tak hanya tentang perjalanan pembuktian diri, karakter Don juga dihidupkan dengan petualangan penuh makna. Dia dipertemukan dengan karakter-karakter positif lainnya, di mana dia terlibat dalam petualangan ajaib untuk membantu seorang teman yang hendak kembali menemukan orang tuanya.
Cerita film Jumbo, lewat petualangan Don dan teman-temannya, membawa pesan-pesan universal tentang persahabatan, kekuatan impian dan imajinasi, keberanian serta kepercayaan pada diri—nilai-nilai yang penting bagi pembentukan karakter anak-anak.
Film Jumbo melibatkan para pengisi suara dari kalangan aktor hingga penyanyi papan atas Indonesia. Ada Bunga Citra Lestari, Ariel NOAH, Angga Yunanda, Cinta Laura Kiehl hingga Kiki Narendra. Dari jajaran pengisi suara anak, ada Prince Poetiray, Quinn Salman, Yusuf Ozkan, M Adhiyat, hingga Graciella Abigail.
Film animasi Jumbo akan tayang di bioskop tanah air mulai 31 Maret 2025.