15 September 2025
19:03 WIB
Popularitas modest fesyen semakin tinggi di kalangan desainer dunia, hal ini setidaknya terlihat dari gelaran Moscow Fashion Week 2025.
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Satrio Wicaksono
Fesyen modest di Moscow Fashion Week 2025. Foto: Moscow Fashion Week 2025
JAKARTA - Fesyen modest kini telah berkembang dari tren niche menjadi fenomena global, dan menegaskan kiblatnya dalam industri mode internasional yang berkelanjutan. Gaya berbusana yang menjunjung modesty pun tidak hanya dirangkul oleh gerakan feminis, tetapi juga oleh para influencer dunia.
Sebagai negara dengan tradisi panjang dalam busana modest, ini menjadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk meraih panggung dan menunjukkan kekuatan budaya dan kreativitasnya di kancah global. Moscow Fashion Week 2025 yang baru saja menutup musim terbarunya mengonfirmasi semakin tingginya popularitas modest fesyen di kalangan desainer dunia.
Sejumlah brand menampilkan koleksi mereka dalam gaya ini, termasuk DINA, label busana wanita asal Rusia yang menghadirkan tampilan autentik dan sophisticated dalam balutan busana modest. Koleksinya memadukan feminitas dan keanggunan, dari busana sehari-hari sampai pakaian malam.
"Lebih dari sekadar pakaian, ini adalah cara untuk menyatakan jati diri dan keberanian untuk tetap menjadi diri sendiri. Setiap detail koleksi mencerminkan pilihan personal dan selera yang terbebas dari batasan serta stereotip. Modesty bukan keterbatasan, melainkan peluang untuk berekspresi dan berbicara lebih lantang daripada kata-kata," kata desainer DINA Diana Zhalilova dalam keterangan persnya.
Brand Rusia lainnya, Hatsibana juga menghadirkan koleksi terinspirasi fesyen modest dengan potongan asimetris dan grafis print yang dinamis. Sementara label SaiJamin menonjolkan warisan budaya melalui detail ornamen dan siluet yang terinspirasi dari busana tradisional Circassian dan mengekspresikan identitas masyarakat Circassian.
Kehadiran fesyen modest yang telah mencapai level internasional tidak hanya menegaskan pencapaian para desainer, tetapi juga membuka bukti nyata keterbukaan industri global terhadap nilai-nilai baru, kode budaya yang beragam, dan suara kreatif yang terus tumbuh. Diharapkan hal ini juga membuka potensi ekonomi Indonesia, khususnya di bidang fesyen modest.
"Saya berharap dapat memperdalam koneksi, mengeksplorasi kolaborasi lebih lanjut, serta terus mengangkat kekuatan mode Indonesia, terutama tekstil tradisional, teknik handmade, dan gerakan fesyen modest," harap Advisory Board & Event Director Indonesian Fashion Chamber Ali Charisma yang berpartisipasi dalam BRICS+ Fashion Summit yang digelar bersamaan dengan Moscow Fashion Week 2025.