c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

19 Februari 2024

16:17 WIB

Festival Lembah Baliem, Agenda Wisata Tersohor Di Tanah Papua

Sudah tersohor di seluruh penjuru dunia, Festival Lembah Baliem 2024 akan digelar pada 7-10 Agustus.

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Satrio Wicaksono

Festival Lembah Baliem, Agenda Wisata Tersohor Di Tanah Papua
Festival Lembah Baliem, Agenda Wisata Tersohor Di Tanah Papua
Sejumlah anggota suku di Lembah Baliem mengikuti Mini Festival Lembah Baliem 2022 di Kampung Wosiala, Distrik Usilimo, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Senin (8/8/2022). Antara Foto/Iwan Adisaputra

JAKARTA – Menyusul Cap Go Meh Singkawang sebagai salah satu dari 10 event unggulan kalender Karisma Event Nusantara 2024, Festival Lembah Baliem, di Kabupaten Jayawijaya, Papua juga sangat istimewa. Sebuah pertunjukan budaya kelas dunia yang disajikan di alam terbuka, di ketinggian 1.600 mdpl.

Festival Lembah Baliem bisa dibilang amat melegenda. Sudah sejak tahun 1989, festival yang digelar setiap tahun ini lahir dari tradisi masyarakat setempat. 

Perlu diketahui, Lembah Baliem sendiri pertama kali ditemukan pada tahun 1938 oleh seorang peneliti asal AS bernama Richard Archbold. Saat itu, terungkap jika kawasan itu merupakan tempat tinggal sejumlah suku adat, yakni Suku Dani, Suku Yali, dan Suku Lani.

Dari tiga suku yang hidup berdampingan tersebut, ada sebuah tradisi ‘perang’ antar suku. Bukan perang sungguhan, melainkan sebagai simbol perayaan wujud rasa syukur yang melambangkan kesuburan dan kesejahteraan menurut kepercayaan mereka.

Sampai akhirnya, untuk pertama kali tradisi ‘perang’ suku itu mulai disaksikan secara umum dan dijadikan gelaran wisata dengan nama Festival Lembah Baliem di tahun 1989. Seiring berjalannya waktu, gelaran ini semakin menjadi daya tarik tersendiri bagi Papua, terutama di kawasan Jayawijaya.

Pertunjukkan Perang yang Mendunia
 Bukan tanpa alasan gelaran Festival Lembah Baliem disebut sebagai pertunjukan kelas dunia. Pasalnya, semua rangkaian yang dipertontonkan memang dipersiapkan secara totalitas.

Mengutip laman Wonderful Indonesia, dijelaskan bahwa skenario perang yang terjadi dalam pertunjukkan itu lahir dari konflik yang dulunya kerap terjadi. Mulai dari perebutan tanah, pencurian ternak babi, penyerbuan ladang, dan lainnya.

Cerita pertunjukkan tersebut terasa nyata saat disaksikan dalam gelaran festival, karena latar pertunjukan itu sendiri benar-benar dilakukan di alam secara langsung. Meski begitu, skenario dari atraksi hanya bersifat formalitas. Dipastikan tidak akan ada balas dendam atau permusuhan setelahnya.

Justru, pertunjukkan yang digelar memiliki makna positif. Oleh masyarakat sana, dikenal dengan ungkapan Yogotak Hubuluk Motog Hanoro, yang berarti “Harapan Akan Hari Esok yang Harus Lebih Baik dari Hari Ini.”

Karena semuanya dibuat secara totalitas dengan mencerminkan tradisi dan budaya yang ada, kostum dan perlengkapan pun dibuat sealami mungkin. Dalam beraksi, biasanya kalangan pria suku Dani hanya mengenakan koteka. Penutup kemaluan yang terbuat dari kulit labu air yang dikeringkan dan dilengkapi dengan penutup kepala dari bulu cendrawasih atau kasuari. Sementara itu para wanita suku Dani mengenakan rok yang terbuat dari rumput atau serat pakis yang disebut Sali.

Selain penampilan perang suku, selama gelaran festival penonton juga akan menyaksikan sejumlah tradisi lain, seperti permainan tradisional, pertunjukkan musik tradisional, tradisi bakar batu, pemilihan Abang None ala masyarakat setempat, hingga pasar cendera mata berisikan barang-barang yang dibuat oleh para Mama Mama Papua.

Meski berada di wilayah Papua, Festival Lembah Baliem tidak pernah sepi penonton. Bahkan, pengunjung yang datang bukan hanya turis lokal, melainkan mancanegara yang jumlahnya bisa mencapai ribuan orang.

Kebanyakan dari mereka yang datang merupakan fotografer profesional dunia, yang ingin mengabadikan momen dari kehidupan dan tradisi salah satu masyarakat adat yang masih tersisa di dunia sampai hari ini.

Bagi Anda yang ingin menyaksikan kemeriahan dan megahnya Festival Lembah Baliem, tahun ini dijadwalkan berlangsung selama empat hari, pada tanggal 7-10 Agustus mendatang.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar