08 Juli 2024
13:01 WIB
Fenomena Joki Strava, Ajang Flexing Para Pelari
Berbarengan dengan tren lari di kalangan masyarakat, kini muncul fenomena joki strava. Para joki menawarkan jasa bagi mereka yang suka flexing.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi olahraga lari. Shutterstock/GBJSTOCK
JAKARTA - Belakangan olahraga lari memang tengah ngetren di kalangan masyarakat urban. Mulai dari anak muda hingga orang dewasa, semua berlomba-lomba menunjukkan pencapaian mereka dalam berlari.
Berbarengan, muncul aplikasi Strava yang membuat seseorang bisa mendapatkan pace alias acuan pengukur tempo kecepatan lari per kilometer yang baik tanpa bersusah payah. Di sisi lain, tren ini juga memunculkan fenomena yang kurang sehat, salah satunya adalah joki Strava.
Jadi Ajang Flexing
Bagi sebagian orang, tindakan ini dianggap tidak sportif dan merusak esensi dari olahraga itu sendiri, yaitu usaha pribadi dan kesehatan. Namun, bagi yang lain, ini mungkin jadi cara untuk flexing atau memamerkan pencapaian mereka kepada orang lain, meskipun caranya tidak sesuai dengan semangat olahraga yang sesungguhnya.
Cara mereka untuk flexing adalah dengan memanfaatkan data kebugaran dari pemilik akun, seperti jarak yang ditempuh atau kecepatan lari lebih baik, berkat bantuan joki. Setelah itu, pemilik akun hanya perlu mengunggah data tersebut ke media sosial dan mengklaim bahwa pencapaian tersebut adalah hasil usahanya sendiri.
Joki Strava juga menawarkan jasa lainnya. Jasa joki ini dapat menghasilkan rekor olahraga dengan bentuk rute yang unik. Gambar rute yang ada pada aplikasi tersebut didapat dari variasi jalan yang dipilih oleh pelari.
Saat ini, fenomena joki Strava sedang ramai jadi pembahasan di media sosial. Jasa joki Strava dianggap melanggengkan kebutuhan berlebihan seseorang untuk mendapatkan validasi atau pujian. Padahal, data yang dibagikan tersebut adalah hasil kerja dari joki.
Tak sedikit pula yang berpendapat bahwa tujuan utama olahraga seharusnya adalah untuk menjaga kesehatan. Namun, fenomena joki Strava justru mengubah olahraga menjadi ajang FOMO dan pencarian pengakuan sosial semata.
Manfaat Sebenarnya
Strava memiliki manfaat lebih dari sekadar untuk memamerkan pencapaian (flexing). Strava juga berfungsi sebagai alat yang dapat membantu pengguna dalam melacak kemajuan kebugaran seseorang.
Melalui komunitas olahraga yang ada di platform ini, pengguna bisa mendapatkan motivasi tambahan untuk tetap aktif dan terlibat dalam aktivitas fisik. Selain itu, data yang disediakan oleh Strava dapat digunakan untuk menganalisis performa olahraga seseorang, sehingga mereka dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan mengatur target yang lebih realistis.
Bergabung dengan tantangan dan komunitas di Strava juga bisa memberikan wawasan berharga dan dorongan positif untuk menjalani gaya hidup yang lebih sehat dan aktif secara keseluruhan.