10 Desember 2024
09:40 WIB
Faktor Pemengaruh Tren Pekerjaan Di Masa Depan
Tren pekerjaan dari masa ke masa dipengaruhi oleh banyak faktor. Membaca tren pekerjaan di masa depan, teknologi jadi faktor pemengaruh utama.
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi Gen Z mencari pekerjaan. Sumber: Shutterstock/chalermphon_tiam
JAKARTA - Ada beberapa faktor yang diprediksi memengaruhi pembentukan tren pekerjaan di masa depan. Satu hal yang pasti adalah terkait dengan perkembangan teknologi. Mau tidak mau, berbagai jenis pekerjaan akan menyesuaikan digitalisasi yang terus berkembangan.
Peneliti dari Pusat Riset Kependudukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Norman Luther Aruan mengungkapkan, faktor pertama yang diprediksi membentuk tren pekerjaan adalah perkembangan teknologi yang mendorong kemajuan proses otomatisasi. Belum lagi kehadiran kecerdasan buatan yang mulai mengambil alih tugas rutin yang bersifat manual maupun kognitif dalam dunia kerja.
"Jadi gelombang otomatisasi ini tidak hanya menggantikan pekerjaan tetapi juga mengubah sifat pekerjaan itu sendiri," kata Norman, dikutip dari Antara.
Oleh karena itu, pengembangan keterampilan sumber daya manusia perlu dilakukan. Selain itu, mereka juga didorong beradaptasi dengan persyaratan pekerjaan yang semakin berkembang dengan hadirnya teknologi yang telah membantu dalam berbagai bidang.
Kedua, kata Norman, saat ini dunia tengah menghadapi kebangkitan Gig Economy atau sistem tenaga kerja yang terdiri dari posisi kerja sementara atau kontrak jangka pendek. "Jadi akibat perkembangan teknologi sehingga memungkinkan muncul apa yang disebut sebagai Gig Economy," tegasnya.
Menurutnya, kebangkitan Gig Economy menimbulkan pro dan kontra, di mana di satu sisi sistem tersebut menawarkan otonom dan fleksibilitas dalam dunia kerja. Sementara itu di sisi lain Gig Economy menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan dan perlindungan kerja.
Ketiga yakni terjadi transisi demografi pekerja dengan kemunculan generasi Z dan milenial dimana mereka dinilai lebih memprioritaskan pekerjaan yang bermakna, memiliki peluang untuk bertumbuh, serta lingkungan kerja yang kolaboratif.
"Sehingga perusahaan atau organisasi yang memahami dan beradaptasi dengan pergeseran demografis ini akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk mempertahankan bakat kemudian mengembangkan atau mendorong inovasi dan tetap kompetitif di dunia kerja yang terus berkembang," ujar Norman.
Guna menghadapi ketiga faktor ini, dia mendorong calon pekerja menyeimbangkan kemampuan interpersonal (soft skill) dan keterampilan teknis (hard skill) yang diperlukan untuk dalam pekerjaan di masa depan.
"Kemampuan teknis di masa depan sama pentingnya dengan kemampuan soft skill yang merupakan sesuatu yang diperlukan dalam masa depan pekerjaan," kata dia.