c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

24 September 2022

17:56 WIB

Fakta Di Balik Riasan Dan Kimono Para Geisha Jepang

Untuk menjadi seorang geisha, seorang wanita harus terlebih dahulu magang sekitar lima tahun.

Penulis: Mahareta Iqbal

Editor: Satrio Wicaksono

Fakta Di Balik Riasan Dan Kimono Para Geisha Jepang
Fakta Di Balik Riasan Dan Kimono Para Geisha Jepang
IlustrasI Geisha Jepang. Freepik/rod_julian

JAKARTA - Geisha sudah menjadi salah satu simbol yang melekat pada negara Jepang. Penampilannya sangat ikonik, lengkap dengan riasan yang rumit, gaya rambut, kimono dan banyak lagi "perintilan" lainnya. 

Namun, sebagian besar gaya hidup dan tanggung jawab geisha tetap diselimuti misteri dengan banyak kesalahpahaman tentang profesi yang merusak citranya.

Sesungguhnya geisha ini siapa sih dan kenapa menjadi begitu fenomenal hingga profesinya sering hadir di film-film bernuansa Jepang?

Apa itu Geisha?

Dilansir dari tsunagujapan, geisha adalah artis pertunjukan wanita Jepang yang secara tradisional disewa untuk menjamu tamu di kedai teh atau acara sosial. Selama acara tersebut, seorang geisha akan bernyanyi, menari, menampilkan musik, mengadakan upacara minum teh hingga menyajikan makan dan minuman. 

Seorang wanita yang ingin menjadi geisha harus terlebih dahulu menjalani semacam magang. Dia akan mempelajari banyak keterampilan yang dibutuhkan untuk memainkan peran tersebut. Geisha magang disebut "maiko" dan waktu magangnya sekitar lima tahun. 

Baca juga: Produk Dekorasi Rumah dan Interior Indonesia Laris Di Jepang

Untuk menjadi geisha, maiko akan mengambil pelajaran tentang cara bernyanyi, menari, dan bermain musik. Mereka juga akan mempelajari seni percakapan serta keterampilan menjadi tuan rumah formal yang diharapkan dari seorang geisha.

Sejarah Geisha 

Geisha pada awalnya disediakan untuk penghibur di Tokyo. Di Kyoto, geisha disebut "geiko" yang berarti anak atau orang muda. 

Di Niigata dan Kanazawa, geisha dikenal sebagai "geigi" yang berarti wanita artistik. Meskipun namanya berbeda, semuanya masih mengacu pada standar dan tujuan yang biasa disebut dengan geisha.

Geisha ini punya distrik, lho, namanya "Hanamachi" yang berarti kota bunga. Wilayah tersebut didirikan pada abad ke-17 ketika undang-undang disahkan untuk memuat bentuk hiburan tertentu dalam lingkungan tertentu. Hanamachi tersebar di Tokyo, Kanazawa, Niigita, Hachioji dan setengah dari geisha Jepang tinggal dan bekerja di Kyoto. 

Gion di Kyoto merupakan salah satu daerah populer di kalangan turis, dan merupakan salah satu tempat terbaik untuk melihat geisha modern. 

Baca juga: Wapres: Indonesia Siap Jadi Mitra Utama Bisnis Halal Kyoto

Pasti kalian berpikir kenapa geisha itu memakai riasan yang putih sekali? Sebab, elemen mendasar dari penampilan geisha adalah riasan yang cemerlang. Baik maiko dan geisha menutupi wajah dan leher mereka dengan alas bedak putih tradisional yang disebut "oshiroi", bedak yang dicampur dengan air hingga menjadi pasta.

Prosesi itu biasanya akan berakhir pada menggambar alis yang sangat tegas dengan menggunakan pigmen sehingga melengkapi tampilan yang ikonik. Seorang geisha biasanya melakukan rutinitas berdandan ini setiap hari yang biasanya memakan waktu antara 30 menit hingga satu jam. 

Alasan asli untuk riasan seperti itu sama praktisnya dengan dekoratif. Selama abad ke-19, kedai teh hanya diterangi cahaya lilin yang redup dan riasan putih cerah seorang geisha membantu menerangi wajah mereka selama pertunjukan. 

Masih belum tahu geisha itu yang mana dan bagaimana kehidupannya? Silakan tonton film "Memoirs of a Geisha" (2005) yang diproduksi oleh Steven Spielberg dkk. Kalian akan melihat bagaimana beratnya perjuangan seorang geisha dalam menjalani hidup hingga menemukan cintanya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar