c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

23 Oktober 2024

11:33 WIB

Fadli Zon Ingin Cerita Panji Saingi Popularitas "Romeo-Juliet" Dan "Layla Majnun"

Cerita Panji sendiri diyakini telah berkembang sejak abad ke-12, era Singasari dan Kediri.

Penulis: Andesta Herli Wijaya

Editor: Rendi Widodo

<p>Fadli Zon Ingin Cerita Panji Saingi Popularitas &quot;Romeo-Juliet&quot; Dan &quot;Layla Majnun&quot;</p>
<p>Fadli Zon Ingin Cerita Panji Saingi Popularitas &quot;Romeo-Juliet&quot; Dan &quot;Layla Majnun&quot;</p>

Menteri Kebudayaan Fadli Zon memberi sambutan sekaligus membuka secara resmi Festival Budaya Panji di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa (22/10) malam. Validnews/Andesta

JAKARTA - Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan bahwa Cerita Panji merupakan salah satu aset kebudayaan Indonesia yang besar nilainya. Khazanah cerita rakyat yang telah menjadi Warisan Budaya Dunia ini menandai panjangnya jejak ekspresi budaya di Nusantara sejak berabad-abad silam.

Fadli Zon menilai, sejarah panjang Cerita Panji, dan juga makna nilai yang terkandung di dalamnya merupakan warisan berharga dan layak untuk menjadi memori dunia. Dia pun berharap bisa memperkenalkan cerita ini lebih luas lagi di dunia, hingga sepopuler Romeo dan Juliet ataupun Layla Majnun.

Kalau cerita panji ini bisa menjadi satu cerita yang kelasnya seperti Romeo dan Juliet atau seperti Layla dan Majnun, tentu ini akan bisa menjadi sebuah kekayaan nasional kita yang bisa kita promosikan ke dunia internasional. Bahwa kita mempunyai cerita asli Nusantara dengan berbagai macam variannya dengan berbagai makna nilai yang terkandung di dalamnya,” ungkap Fadli saat membuka Festival Budaya Panji di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa (22/10).

Fadli menyebutkan festival menjadi salah satu cara memperkenalkan Cerita Panji secara lebih luas. Diharapkan, agenda-agenda festival bisa meningkatkan popularitas cerita tersebut tak hanya bagi masyarakat Indonesia hari ini, namun juga masyarakat global.

Menteri Kebudayaan menilai Cerita Panji memiliki aspek keindahan dan juga kandungan nilai yang tak kalah hebatnya dengan cerita-cerita ikonik semacam Romeo dan Juliet

Terlebih lagi, Cerita Panji sendiri memiliki jejak perkembangan yang jauh lebih panjang dari cerita-cerita tersebut.

Cerita Panji sendiri diyakini telah berkembang sejak abad ke-12, era Singasari dan Kediri. Cerita ini berkembang dan mencapai puncak popularitasnya di era Majapahit abad ke-14 dan 15, berkembang tak hanya dalam wujud sastra namun dalam berbagai ekspresi kesenian, dari tari hingga seni wayang. Sejak saat itu pula, Cerita Panji menyebar tak hanya di Nusantara, namun sampai ke mancanegara.

Jejak sejarah yang panjang dan penyebaran yang luas itu membuat Cerita Panji menjadi salah satu tinggalan kesusastraan dunia yang besar. Cerita ini bahkan lebih tua dari cerita Rome & Juliet yang diciptakan oleh Shakespeare di abad ke-16.

“Jadi ini menjadi cerita yang terus menyebar di Nusantara bahkan ke mancanegara, jadi bagian dari kehidupan masyarakat,” tutur Fadli.

Fadli tak menjabarkan langkah-langkah promosi lebih lanjut yang hendak dilakukan Kementerian Kebudayaan atas Cerita Panji. Namun, dia membayangkan cerita ini nantinya bisa terus disebarluaskan, didukung dengan kerja-kerja preservasi dan promosi yang berkesinambungan.

Fadli mencontoh ke Azerbaijan yang berhasil melestarikan dan juga mempromosikan cerita Layla Majnun karangan Nizami Ganjavi. Negara tersebut membanun simbol kebesaran cerita tersebut dimulai dari dalam negeri sendiri, dengan membangun museum sastra yang tertata baik, Nizami Ganjavi Museum di Kota Baku.

“Jadi preservasi terhadap naskah-naskah Layla Majnun ini juga dibuat secara sistematis dengan terkonsolidasi dan menjadi sebuah museum sastra di tengah Kota Baku,” tuturnya.

Festival Budaya Panji adalah salah satu helatan dari Kementerian Kebudayaan yang sebelumnya telah rutin digelar melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan saat masih tergabung dalam payung Kemendikbudristek. Festival tahun ini digelar di Gedung Kesenian Jakarta sepanjang 22 hingga 24 Oktober.

Mengusung tema “Cerita Panji dalam Keragaman Budaya Nusantara”, festival ini menghadirkan serangkaian kegiatan, di antaranya pertunjukan seni, pameran, pemutaran dokumenter hingga diskusi publik seputar relevansi kisah Panji di era kiwari.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar