c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

23 November 2021

08:58 WIB

Erotomania, Delusi Yang Membuat Seseorang Kegeeran

Para pengidap erotomania ini meyakini bahwa seseorang dari delusi mereka tersebut secara diam-diam telah menyatakan cintanya.

Penulis: Chatelia Noer Cholby

Editor: Rendi Widodo

Erotomania, Delusi Yang Membuat Seseorang <i>Kegeeran</i>
Erotomania, Delusi Yang Membuat Seseorang <i>Kegeeran</i>
Ilustrasi kedekatan tak selalu berarti cinta. Pexels/Mali Maeder

JAKARTA - Perasaan kasmaran memang kerap memberikan kebahagiaan tersendiri. Bila orang yang ditaksir juga memberikan perilaku dan perhatian, maka kalian beruntung karena diberikan "lampu hijau". 

Akan tetapi, coba pastikan lagi bahwa orang tersebut benar menyukai atau ternyata kalian yang terkena sindrom erotomania. Apa yang dimaksud sindrom erotomania? Berikut penjelasan lebih lanjutnya. 

Pengertian Sindrom Erotomania
Seperti yang dilansir dari Medical News Today, erotomania merupakan suatu bentuk gangguan kepribadian pada diri seseorang. Para penderitanya mengalami delusi paranoid sehingga membuat mereka yakin bahwa ada seseorang yang mencintainya.

Para pengidap erotomania ini meyakini bahwa seseorang dari delusi mereka tersebut secara diam-diam telah menyatakan cintanya. Hal ini ditunjukkan melalui bahasa tubuh, perhatian-perhatian kecil, atau cara lainnya. Hingga akhirnya orang yang mengalami gangguan ini kerap merasa geer (gede rasa) semata.

Gejala Sindrom Erotomania
Dikutip dari Healthline, gejala utama dari gangguan ini adalah keyakinan palsu individu bahwa ada seseorang yang sangat mencintai atau obsesif padanya.

Hal itu pun membuat mereka terus-menerus menghubungi orang yang dicintainya itu dengan berbagai cara. Selain itu, mereka juga merasa cemburu bila orang tersebut berhubungan dengan lawan jenis lain.

Bahkan, lebih parahnya, individu tersebut kehilangan minat dalam kegiatan selain bicara tentang orang yang disukai. Akan tetapi, bila melakukan kegiatan yang berhubungan dengan orang tersebut, mereka akan sangat bersemangat melakukan aktivitas tersebut.

Cara Mengatasi Sindrom Erotomania
Sementara itu, untuk menangani gangguan delusi ini dibutuhkan pemeriksaan kejiwaan oleh psikolog ataupun psikiater. Melalui pemeriksaan tersebut, kalian dapat mengetahui tentang diagnosis erotomania dan memastikan apakah ada gangguan jiwa lainnya.

Psikoterapi
Para pengidap sindrom ini dapat melakukan psikoterapi. Langkah ini dilakukan agar penderita dapat dengan leluasa membicarakan gejala atau sesuatu yang dirasakan. Dengan cara ini juga, mereka akan diarahkan untuk memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya secara lebih baik.

Kemudian, bisa juga dilakukan terapi perilaku kognitif. Hal ini ditujukan agar mereka dapat memahami kondisi yang dideritanya. Jadi, mereka mampu mengendalikan gejala yang ada. Lewat terapi ini, bisa juga membantu mereka untuk lebih menyadari kenyataan dan mengendalikan gejalanya.

Obat-obatan
Di samping psikoterapi, biasanya dokter juga akan memberikan obat-obatan untuk menangani gangguan tersebut. Misalnya, obat pimozide, risperidone, olanzapine, dan clozapine. Obat-obat ini diberikan untuk menangani gejala psikosis yang menyertai gangguan erotomania.

Pengobatan gangguan delusi ini bisa saja sulit dilakukan. Sebab, beberapa dari pengidap erotomania merasa tidak mampu melihat bahwa keyakinan mereka itu tidak berdasar atau hanya sekadar delusi saja.

Bahkan, cenderung sedikit orang bergejala tersebut mencari pengobatan atas kemauan mereka sendiri. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali gejala tersebut dan melakukan penanganan sedini mungkin.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar