Ekraf Hub Jadi Rumah Para Pelaku Industri Kreatif Indonesia

JAKARTA - Guna mewadahi sekitar 26,47 juta pelaku industri kreatif Indonesia, Kementerian Ekonomi Kreatif meluncurkan platform digital, Ekraf Hub. Diharapkan menjadi wadah bagi para pelaku ekraf untuk berjejaring dan berkolaborasi

"Ekraf Hub selain merupakan database, juga menjadi tempat berkolaborasi antara kreator dengan calon pembeli. Mereka juga bisa masuk ke dalam program-program kementerian yang berkaitan dengan pelatihan-pelatihan dan hal-hal lain. Kami berharap Ekraf Hub ini menjadi platform yang membantu para pegiat Ekraf di Indonesia," ujar Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf), Teuku Riefky Harsya, seperti dikutip dari Antara, Jumat (10/10).

Selain ruang berjejaring, di sini para pelaku kreatif dapat memerkan karya-karyanya, menjadi jembatan untuk terhubung dang mitra potensial. Selain itu, Ekrag Hub juga menjadi pusat akses informasi dan kesempatan berpartisipasi dalam berbagai agenda kreatif nasional, dari pelatihan, inkubasi, hingga pameran kreatif nasional dan internasional.

Berdasarkan data BPS, Bea Cukai, dan BKPM per tahun 2024, nilai PDB Ekraf tercatat sebesar Rp1.532 triliun, dengan serapan tenaga kerja industri ekraf sebesar 26,47 juta tenaga kerja. Sedangkan nilai ekspor Ekraf pada tahun 2024 mencapai US$25,10 miliar, dengan total investasi sebesar Rp138,4 triliun.

Nilai-nilai ini ditargetkan bisa terus meningkat hingga tahun 2029 dengan sasaran indikator capaian 8,37% rasio kontribusi PDB ekraf terhadap PDB nasional, 27 juta tenaga kerja, peningkatan laju ekspor ekraf serta pertumbuhan investasi ekraf.

Ekraf Hub diharapkan membawa peluang baru, sehingga pertumbuhan industri kreatif nasional bisa terakselerasi. Sebagai portal jejaring pelaku kreatif, memungkinkan para pelaku kreatif saling bersinergi dan melahirkan karya-karya inovasi bersama, seraya sebagai wujud nyata optimalisasi ruang digital.

Bukan hanya sebagai inkubasi, Kementerian Ekonomi Kreatif tentunya juga sebagai akselerator untuk meningkatkan hasil-hasil produknya sampai ke tingkat IP-nya. "Harapannya, bisa membawa mereka sampai ke ranah internasional," ungkap Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Ekraf Reslyana Dwitasari.